Mereguk Sejuknya Coban Jahe Yang Dijaga Petapa Sakti
3 min read
MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Seperti lazimnya tempat-tempat wisata yang lain, air terjun Coban Jahe di Desa Pandansari Lor, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, Jawa Timur, juga menyimpan sejuta misteri. Mulai asal nama Coban Jahe itu sendiri, hingga adanya petapa sakti yang konon menjaga air terjun tersebut.
BILA MENGACU nama Coban Jahe, orang yang tidak paham akan berpikir bahwa di tempat ini banyak tanaman jahe, sehingga air terjun ini dinamakan Coban Jahe. Padahal tidak. Menurut Ketua LKDPH (Lembaga Kemitraan Desa Pengelola Hutan) yang mengelola Coban Jahe, Hadi, dulunya, air terjun ini namanya Coban Indrokilo. Karena, sekitar 500 meter dari Coban Jahe, terdapat Pertapaan Indrokilo.

Namun seiring perjalanan waktu, terutama setelah kawasan wisata air terjun ini dilaunching pada 2013, namanya pun dirubah menjadi Coba Jahe. Mengapa? “Karena, di sini ada makam para pahlawan perjuangan. Orang Jawa bilang, ada orang pejahe (orang mati). Akhirnya nama air terjun ini disebut Coban Pejahe. Tapi karena sebutan pejahe dianggap kurang nyaman didengar, akhirnya hanya diambil jahe-nya saja. Maka jadilah Coban Jahe,” terang Hadi saat ditemui di kawasan wisata air terjun Coban Jahe beberapa waktu lalu.

Memang, ketika kita memasuki kawasan Coban Jahe, persis di sebelah kanan jalan, terdapat makam pahlawan. Dalam prasasti yang ditancapkan di makam yang cukup terawat tersebut, terdapat beberapa nama pahlawan. “Jadi, makam pahlawan inilah yang menjadi cikal bakal berubahnya nama Coban Indrokilo menjadi Coban Jahe,” kata Hadi.
Orang pinter dari Bali yang pernah datang ke Coban Jahe mengatakan kepada Hadi, di sebelah gerojokan air terjun, ada petapa sakti yang dianggap sebagai penjaga air terjun tersebut. Tidak dijelaskan secara pasti siapa petapa sakti itu dan mengenakan pakaian apa. Namun yang jelas, sampai sekarang, dia masih ada di situ. “Saya tidak diberitahu siapa petapa sakti itu,” katanya.

Tidak hanya di sekitar gerojokan Coban Jahe. Masih menurut Hadi, di sebelah coban, ada Istana Batu Tumpuk. “Kata orang Bali itu, di situ ada seorang puteri cantik. Makanya kami kasih nama Istana Batu Tumpuk, karena di situ memang banyak tumpukan batu yang terbentuk alami, seperti cor-coran,” terangnya.
Terkait keberadaan Pertapaan Indrokilo yang jaraknya sekitar 500 meter dari Coban Jahe, dulu, di tempat ini, memang sering dipakai tempat bertapa. Hingga sekarang, di kawasan ini masih terdapat lempengan batu besar yang diduga kuat dipakai tempat bersila para petapa di Pertapaan Indrokilo.
“Di pertapan ini ada lempengan batu, seperti tempat duduk. Ada pohon yang rindang dan sudah tua. Dahannya banyak. Tapi tak ada orang yang berani memangkas dahan tersebut. Bahkan mengambil daunnya pun tak ada yang berani. Makanya hingga sekarang tetap terjaga dengan baik,” tutur Hadi.
Menurut Hadi, banyak destinasi wisata di sekitar air terjun Coban Jahe ini. Di antaranya, air terjun Coban Jahe ketinggian 57 meter. Coban Sari tinggi 50 meter. Coban Watu Bolong tinggi 60 meter. Coban Tangkil 75 meter, Coban Tarzan 45 meter, dan Coban Tempursari. Tidak hanya itu. Di sini juga ada Pertapaan Indrokilo, Istana Watu Tumpuk, penangkaran rusa, dan ular phyton.
“Yang unik dari Coban Watu Bolong, kalau hendak ke sini, wisatawan harus merangkak, tak boleh berdiri, karena jalannya hanya setinggi orang merangkak. Wisatawan harus masuk melewati goa batu. Setelah berhasil melewatinya, baru bisa sampai ke Coban Watu Bolong dengan ketinggian 60 meter,” kata Hadi.
Jika kita naik lagi, masih ada air terjun Coban Tangkil. Ini adalah coban tertinggi di wilayah Kecamatan Jabung, dengan ketinggian 75 meter. Di sini airnya menyembur. Kalau dilihat sekilas seperti bukan air, tapi seperti benang yang menumpuk. Airnya sangat dingin dan segar. (mat)