Mahasiswa UMM Beri Kontribusi Sekolah Terdampak COVID-19
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Sebanyak dua belas mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), memberikan kontribusi kepada sejumlah guru, murid, dan wali murid yang terdampak COVID-19 di berbagai wilayah di Indonesia. Salah satunya, menularkan teknologi infromatika.

ROHMAWATI Mufida, misalnya. Dia melaksanakan program tular teknologi pada guru di SDN 52 Parupuk Tabing, Kota Padang, Sumatera Barat. Hal itu ia lakukan ikarena sebagian besar guru di sekolah ini masih kurang memahami teknologi informatika. “Program tular teknologi tidak hanya saya berikan kepada guru, tapi juga kepada siswa dan wali siswa, karena masih banyak yang masih gagap teknologi. Padahal pembelajaran dilaksanakan secara daring (online),” terangnya belum lama ini.

Berbeda dengan Rohma. Pripta Fajri Ramadhanti, mahasiswa FKIP UMM lainnya fokus pada literasi di SDN Mangunreja, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Program ini ia lakukan karena dari hasil asesmen literasi dan numerasi siswa melalui aplikasi Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) menunjukkan hasil yang kurang bagus. Nilainya di bawah rata-rata.
“Kemampuan literasi anak-anak kebanyakan di bawah angka 60. Bahkan, ada anak kelas 4 SD yang ternyata belum bisa membaca. Jadi, selain mengimplementasikan Modul Literasi Numerasi dari Kemendikbud, saya juga membuat beberapa kegiatan lain, seperti membuat poster menarik dan mading (majalah dinding) timbul sederhana,” jelas mahasiswa tingkat akhir Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia ini.
Wakil Dekan I FKIP UMM, Dr. Sudiran, M.Hum, menjelaskan, sebanyak 12 mahasiswanya tuntas menjalani Program Kampus Mengajar Perintis (KMP). Program ini merupakan bagian dari Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang digulirkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayan. Tujuannya, mengajak mahasiswa berpartisipasi serta memberikan solusi bagi sekolah-sekolah yang terdampak pandemi COVID-19.

Kedua belas mahasiswa tersebut merupakan perwakilan UMM untuk program KMP yang dilaksanakan selama tiga bulan. Mereka juga bagian dari 2.500 mahasiswa terpilih se-Indonesia yang terjun langsung ke sekolah-sekolah terdampak COVID-19, khususnya di sekitar domisili masing-masing. Kegiatan yang digagas juga berbeda-beda, tergantung permasalahan yang dihadapi tiap sekolah, berdasarkan observasi awal.
“Kami bersyukur, dua belas delegasi FKIP UMM yang didaftarkan lolos pada program yang didanai LPDP tersebut. Keterlibatan FKIP dalam KMP bukan hanya untuk mendukung kebijakan pemerintah, tetapi juga memberikan beragam manfaat bagi mahasiswa. Salah satunya mengasah softskill dan hardskill mereka,” kata Wakil Dekan I FKIP UMM, Dr. Sudiran, M.Hum, belum lama ini.
Sudiran berharap para mahasiswa bisa berperan secara optimal dalam mengembangkan karir dan profesi lewat KMP ini. “Kami juga ingin pengalaman-pengalaman yang mereka dapatkan selama mengikuti KMP ini bisa diinternalisasikan dalam pengembangan karir dan profesi ke depan,” harapnya. (div/mat)