30 Juni 2025

`

Mahasiswa UB Berdayakan Masyarakat Tawangsari Lewat Batik

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Sejumlah mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang tergabung dalam Program Pengembangan Pemberdayaan Desa (P3D) membantu masyarakat Desa Tawangsari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, memproduksi, memasarkaan, dan membranding batik.

 

Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) bersama warga Desa Tawangsari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

 

TIDAK HANYA itu. Para mahasiswa juga membantu membuatkan cap batik yang diberi nama  “Djojo De Sari” (Jaya Desa Tawangsari), serta  pengelolaan limbah batik agar tidak mencemari lingkungan. Hal ini  sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan dalam mewujudkan masyarakat desa berbudaya lingkungan dan  menerapkan gaya hidup nol sampah (zero waste life).

Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang tergabung dalam Program Pengembangan Pemberdayaan Desa (P3D) membantu masyarakat Desa Tawangsari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, memproduksi, memasarkaan, dan membranding batik.

Ketua Tim,  Herlin Sri Wahyuni,  menjelaskan,  Desa Tawangsari dipilih sebagai lokasi pemberdayaan masyarakat karena salah satu desa 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal). “Namun memiliki banyak potensi alam dan manusia. Hanya saja potensinya belum digarap secara optimal,” katanya, belum lama ini.

Herlin menambahkan, pada Juli lalu, timnya sudah mulai melakukan koordinasi secara online antara dosen pembimbing dan masyarakat desa untuk pemasaran secara konvensional dan digital marketing.

Salah satu warga Desa Tawangsari, Arwati (40) mengatakan, pelatihan membatik merupakan kegiatan yang sangat bagus. “Melalui pelatihan membatik bisa menambah kemampuan masyarakat Desa Tawangsari, khususnya ibu- ibu yang tergabung dalam komunitas membatik. Kemampuan membatiknya jadi lebih meningkat karena dilatih oleh pembuat batiknya secara langsung,” katanya.

“Selain itu kami juga mendapatkan materi tambahan berupa pengetahuan pemasaran sehingga kita bisa tahu bagaimana menjual batik,  baik secara online dan offline atau secara langsung,” imbuh Arwati.

Program Pengembangan Pemberdayaan Desa (P3D) merupakan pengembangan lanjutan dari kegiatan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) terpilih yang sudah dilaksanakan  tahun sebelumnya.

Dalam rangka mewujudkan sumberdaya manusia yang berkarakter unggul, budaya akademik, kolaboratif dan kompetitif, maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemdikbud memberi kesempatan kepada para mahasiswa untuk melakukan Program Pengembangan Pemberdayaan Desa (P3D) sebagai pengembangan lanjutan dari kegiatan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) terpilih yang sudah dilaksanakan oleh mahasiswa penerima PHP2D tahun sebelumnya.

Program ini diikuti Herlin, Alfin Maharani (FIA 2019), Farida Iliyuni (FEB 2019), Risma Nadiyah (Fmipa 2019), Zumrotul Kurnia (FTP 2018), Julyan Aditia (FH 2018), Aditya Kahfi (Filkom 2017), Dewa Sukma T.A (FPIK 2019), Satria Panaraga (Fisip 2019), dan M. Rizky Kurniawan (FIA 2019). Kelompok ini  telah mendapatkan pendanaan dari Kemdikbud sebesar Rp. 50.000.000.

“Melalui program ini semoga  bisa menjadi wadah pengembangan diri mahasiswa dalam meningkatkan kepeduliannya agar lebih berdampak kepada masyarakat melalui bentuk pengabdian,” harap Herlin. (div/mat)