3 Oktober 2024

`

Lima Mahasiswa UB Ciptakan Alat Diagnosis Dini Tuberkulosis

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Lima mahasiswa Fakultas Kedokteran, Fakultas Teknik, dan Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, menghasilkan alat diagnosis dini tuberkulosis yang dinamakan Micro Be Mate, dan berhasil mendapatkan medali emas dalam bidang life science di ajang IYSA Special Award Youth National Science Fair (YNSF) di Bali, Minggu (12/03/2023) lalu.

 

Inilah lima mahasiswa Fakultas Kedokteran, Fakultas Teknik, dan Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, yang menghasilkan alat diagnosis dini tuberkulosis yang dinamakan Micro Be Mate dan berhasil mendapatkan medali emas dalam bidang life science di ajang IYSA Special Award Youth National Science Fair (YNSF) yang diadakan di Bali, Minggu (12/03/2023) lalu.

 

TIM ini beranggotakan Nasim Amar (Kedokteran 2020), M. Romadhoni Prabowo (Teknik Elektro 2020), Qurrotul Ayun (Biologi 2020), Stephania Angelica (Teknik Elektro 2022), dan Krisna Seiya Ekiawan (Teknik Elektro 2022). Mereka dibimbing Ir. Nurussa’adah, M.T, dr Thareq Barasabha, M.T, dan dr. Dewi Santosaningsih, SpMK, M.Kes, PhD.

Nasim Amar (FK), menjelaskan,  inovasi Micro Be Mate merupakan sebuah alat penunjang diagnosis dini tuberkulosis yang berbasis  fluorescence scanning microscopy dan  terintegrasi dengan Internet of Things (IoT) & Machine Learning.

“Latar belakang dikembangkannya inovasi ini adalah usaha untuk mendukung program forum kerjasama global G20 yang bertajuk ‘Call to Action Financing Tuberculosis Response.’  Diharapakan inovasi ini dapat menjadi metode baru deteksi dini tuberkulosis yang lebih efektif dan efisien,” kata Nasim, belum lama ini.

Mahasiswa Pendidikan Dokter (2020) ini menambahkan,  salah satu kunci keberhasilan penanggulangan tuberkulosis terletak pada kemampuan deteksi. “Semakin dini deteksi TBC dapat dilakukan, maka semakin baik pula penanganan yang diberikan,”  tegasnya.

Alat Micro Be Mate ini dinilai lebih berpotensi,  karena mampu memberikan pengujian yang lebih cepat, murah, serta dapat dioperasikan di Puskesmas,  karena bersifat portable.

Cara  kerja alat ini,  cukup  membutuhkan dahak pasien TBC yang diwarnai dengan pewarnaan fluorokrom auramine, kemudian diamati dengan Fluorescence Confocal Laser Scanning Microscopy. Maka bakteri Mycobacterium tuberculosis akan tampak berwarna hijau cerah dan terlihat secara 3 dimensi.

Tim Micro Be Mate berharap,  inovasi ini dapat membantu masyarakat dan tenaga kesehatan agar lebih mudah dalam melakukan pemeriksaan kesehatan,  terutama untuk deteksi dini tuberkulosis.   (div/mat)