17 Januari 2025

`

Lebih Asri, TPA Paras Hasilkan Gas Methane

2 min read

*Reporter : rahmat

Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Dusun Paras, Desa Karangnongko, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, kini jauh lebih baik. Dinas Lingkungan Hidup selaku pengelola, telah merubah tempat pembuangan sampah tersebut menjadi kawasan yang asri, sejuk dan nyaris tanpa bau.

 

Beginilah penampakan TPA Paras, Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur saat ini. Sudah jauh lebih baik. Lebih asri, sejuk dan indah.

BAHKAN DI TPA ini juga sudah menghasilkan  gas methane yang mampu menghasilkan gas sebagai pengganti elpiji. Kepala Seksi Penanganan Sampah pada kantor Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang, Mustofan menjelaskan, TPA yang mempunyai luas lahan sekitar 5 ha ini, menampung sampah sekitar 120 m3 per hari. Sampah yang diangkut dengan sejumlah truk tersebut, dikirim dari Kecamatan Tumpang, Pakis, Jabung dan Poncokusumo.

Kepala Seksi Penanganan Sampah pada kantor Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang, Mustofan.

“Daya tampungnya sekitar 120 m3 per hari. Sampahnya campur. Kemudian, oleh para pemulung, sampah-sampah itu dipilah. Yang laku mereka ambil, yang tak laku ditinggal. Biasanya yang diambil pemulung itu sampah jenis botol plastik dan kertas. Yang lain, mereka tumpuk diTPA,” kata Mustofan, Rabu (25/04/2018) di kantornya.

Gas methane dari TPA Paras selanjutnya didistribusikan dengan jaringan perpipaan ke permukiman warga sebagai bahan alternatif untuk kompor gas. “Jumlah yang memanfaatkan gas methane dari TPA Paras saat ini sebanyak 165 kepala keluarga (KK). Saat ini dikelola kelompok swadaya masyarakat (KSM) Cempoko Mulyo dengan iuran sebesar Rp 5.000/ bulan,” terangnya.

Dampak yang ditimbulkan dari keberadaan gas methane bagi ekonomi masyarakat, menurut Mustofan, cukup besar. Kebutuhan energi untuk keperluan masak  pada keluarga kecil (1 keluarga dengan 4 anggota keluarga) misalnya, biasanya membutuhkan  elpiji  3 Kg sebanyak 3 tabung  per bulan. Sedangkan  harga elpiji 3 Kg Rp. 17.000. Sehingga pengeluaran 1 bulan  Rp. 51.000/rumah tangga atau pengeluaran 1 tahun Rp. 612.000/rumah tangga.

“Padahal, dengan menggunakan gas methane hasil garapan TPA Paras, Poncokusumo, masyarakat hanya membayar Rp 5.000 per bulan,” tegasnya.

Keuntungan penangkap gas methane dengan bahan bambu petung cukup banyak. Karena bahan bambu mudah didapatkan, harganya murah, bambu tahan terhadap tekanan alat berat dan panas, tangkapan dan tekanan gas methane sangat tinggi,  pengoprasian dan pemeliharaan sangat simpel dan mudah.

Kelemahannya adalah, proporasi bambu memerlukan ketelatenan,  serutan menyamakan diameter bambu dengan diameter pipa PVC memerlukan ketelatenan dan ketelitian, loop penangkapan gas methane dari PVC tidak kuat menerima tekanan, sehingga ikatan karet harus rapat.

Selain menghasilkan gas methane, pengelola juga sudah membuat lapangan futsal di TPA Paras, Poncokusumo. Sehingga keberadaannya bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Selain itu juga sebagai bentuk dukungan atas program Pemerintah Kabupaten Malang di bidang pariwisata di kawasan Bromo Tengger Semeru (BTS) serta di bidang lingkungan hidup. (*)