Kelurahan Lawang Perintis Posyandu Disabilitas
3 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Kelurahan Lawang dan Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, tercatat sebagai kelurahan dan desa pertama di Indonesia yang mencanangkan program posyandu disabilitas.

MELALUI rilisnya yang dikirim ke redaksi tabloidjawatimur.com, Rabu (30/03/2022), Ketua Pembina Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS), Kertaning Tyas, menjelaskan, posyandu disabilitas merupakan pos layanan kesehatan terpadu bagi penyandang disabilitas di tingkat desa/kelurahan. Posyandu ini memberikan layanan terapi bagi penyandang disabilitas yang selama ini hanya ada di rumah sakit dan berbayar.

“Berkat adanya posyandu disabilitas, layanan khusus tersebut ada di tingkat desa/kelurahan, sehingga lebih mudah diakses dan gratis. Dan, untuk pertama kalinya di Indonesia, posyandu disabilitas ada di Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Program ini melalui intervensi proyek Mardika (Masyarakat Ramah Disabilitas dan Kusta), kerjasama antara NLR, Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS), dan Kementerian Kesehatan pada 2019,” terang Kertaning Tyas .
Selain di Desa Bedali, posyandu disabilitas juga ada di Kelurahan Lawang, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Bahkan, layanan ini sudah hadir kembali setelah sejak awal 2020 terhenti karena dampak pandemi COVID 19.
Kertaning Tyas pun memberikan apresiasi kepada Lurah Lawang, Franky Sukandari atas inisiatifnya membuka layanan posyandu disabilitas di wilayahnya. Ini sebagai tindak lanjut pencanangan Kelurahan Lawang Inklusi yang dilakukan belum lama ini.
“Sesuai petunjuk Camat Lawang, Bapak Tito Fibrianto, melalui Unit Layanan Disabilitas (ULD) Lawang, pada tahun 2022 ini, kami kembangkan desa-desa inklusi, termasuk di dalamnya terdapat posyandu disabilitas di seluruh Kecamatan Lawang,” katanya.
LINKSOS juga akan mengembangkan desa-desa dan kelurahan inklusi di 33 kecamatan di Kabupaten Malang. Ini selaras dengan dukungan Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto, yang disampaikan dalam peluncuran ULD Lawang, Desember 2021 lalu.
Sementara itu, Lurah Lawang, Franky Sukandari, menyatakan, antusias warga disabiltas dan dukungan lintas sektor terhadap posyandu disabilitas sangat tinggi. “Jumlah penyandang disabilitas warga Kelurahan Lawang saat ini sekira 65 jiwa. Lebih dari 70 persen hadir dalam posyandu disabilitas, “ katanya.
Menurut Pak Lurah, ini menunjukkan bahwa warga disabilitas membutuhkan layanan kesehatan khusus, seperti fisio terapi, konsultasi, dan lainnya. Termasuk antusias warga mengikuti pelatihan keterampilan di pojok disabilitas.
“Dalam kegiatan ini, kami tidak sendiri. Posyandu disabilitas Kelurahan Lawang didukung RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat, Puskesmas Lawang, PMI Lawang, Sedekah Masyarakat Indonesia, ULD Lawang, para relawan, serta LINKSOS sebagai lembaga yang menaungi pengembangan posyandu disabilitas,” ujarnya.
Franky Sukandari menambahkan, posyandu ini akan terus berlanjut, satu bulan sekali pada minggu ke empat. Pelaksanaan kegiatannya dikoordinir Kelompok Inklusi Disabilitas (KID) Kelurahan Lawang dan ULD Lawang. Harapannya, layanan ini akan menjangkau seluruh masyarakat penyandang disabilitas.
“Kami juga akan mengakomodir dan menginventarisir bakat dan minat penyandang disabilitas untuk diintegrasikan dalam pojok disabilitas. Hal ini selain untuk meningkatkan kemandirian juga melatih fungsi-fungsi motorik maupun psikis,” katanya.
Pemerintah Kelurahan Lawang juga akan mengadakan pelatihan fisio terapi dan terapi-terapi dasar yang dibutuhkan penyandang disabilitas bagi kader PKK dan kader posyandu disabilitas, termasuk keterampilan berbahasa isyarat. Selain itu program kerja KID Kelurahan Lawang juga akan disinkronkan dengan program PKK, LPMK, dan lainnya. (mat)