30 Juni 2025

`

Dirut Jasa Tirta Ingatkan Bahaya Banjir dan Longsor

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Perum Jasa Tirta (PJT) I  berharap masyarakat Malang Raya (Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu), tetap mewaspadai bencana yang mungkin masih terjadi di tahun 2022 ini. Bukan hanya banjir, tapi juga longsor pada daerah tangkapan air.

 

Bupati Malang, HM Sanusi, meninjau lokasi banjir di perbatasan Kota Batu dan Kabupaten Malang, beberapa waktu lalu.

 

Wakil Bupati Malang, Didik GS, meninjau lokasi banjir yang merusak jembatan penyeberangan di belakang wisata air Songgoriti, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

PERINGATAN ini disampaikan Direktur Utama Perum Jasa Tirta I, Dr. Ir. Raymont Valiant Ruritan, ST, MT,  ditemui saat halal bihalal 1443 H/2022 M di kantornya, Senin (23/05/2022) siang.

“Masyarakat harus mewaspadai resiko bencana yang mungkin terjadi, terutama longsor pada daerah tangkapan air. Bulan Mei belum berakhir, potensi hujan masih ada. Banjir sesaat juga bisa terjadi dikarenakan hujan besar  pada kawasan Sungai Brantas maupun Sungai Konto,” terang Raymont Valiant Ruritan.

Ia mencatat, dalam bulan April ada 3 sampai 4 titik lokasi  longsor di Kota Malang, Jawa Timur. Beruntung, kejadian itu tidak sampai mengakibatkan korban jiwa. Namun ia mengingatkan, pada Mei  2022 ini akan lebih basah. Karena itu perlu waspada.

“Mei tahun ini akan lebih basah. Karena itu  perlu diwaspadai. Awal musim hujan tahun ini diperkirakan akan jatuh sekitar  Nopember. Karena itu perlu melakukan pemetaan daerah rawan bencana,” lanjutnya.

Direktur Utama Perum Jasa Tirta I, Dr. Ir. Raymont Valiant Ruritan, ST, MT.

Disinggung potensi wisata, ia menyambut baik langkah pemerintah yang  telah memberikan kelonggaran. Ia pun berharap wisata Bendungan Selorejo di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang bisa menjadi pilihan wisata masyarakat. Pasalnya, dua  tahun saat pendemi, telah terjadi defisit pada instansi yang ia pimpin.

“Terkait wisata, tahun ini targetnya tidak sampai merugi. Saat pendemi tahun 2020 – 2021 terjadi defisit, karena tidak ingin ada PHK. Semoga wisata dan perekonomian segera pulih, seiring kebijakan pemerintah khususnya di sektor pariwisata,” pungkasnya.

Sebagai catatan,  pada Kamis (04/11/2021) lalu, Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, diterjang  banjir bandang.  Air bercampur lumpur hingga berwarna hitam pekat melintasi pemukiman di desa tersebut. Pohon, bambu, dan ranting terbawa arus air bercampur lumpur.

Bersih-bersih sungai, salah satu cara mengatasi banjir.

Air dan material pun masuk ke rumah warga, khususnya yang berada di pinggir sungai. Bahkan hingga menghancurkan rumah. “Banjir merata di wilayah Dusun Kliran, Dusun Sambong, dan sekitarnya. Hal ini membuat rumah yang ada di tepi sungai hancur,” ungkap Kepala Dusun Kliran, Desa Bulukerto,  Ahmad Bisri, kala itu.

Dampak banjir juga menyebabkan jembatan penyeberangan di belakang wisata air Songgoriti, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, rusak parah. Bahkan hingga Selasa (24/05/2022) jembatan ini belum bisa dilalui kendaraan roda dua, karena belum diperbaiki. Untuk sementara hanya bisa dilewati pejalan kaki. (aji/mat)