26 April 2025

`

Cegah COVID-19, Pelajar SMANESI Wajib Makan Sayur

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – SMA Negeri Singosari (SMANESI) Kabupaten Malang, Jawa Timur, punya cara tersendiri untuk menangkal penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) terhadap murid-muridnya. Selain berdoa dan menerapkan protokol kesehatan seperti yang sudah dianjurkan pemerintah, mereka wajib makan sayuran. Menariknya, sayuran itu bebas dipetik di kebun milik sekolah.

 

 

Kepala Sekolah SMA Negeri Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Dr. Abdul Tedi (pakai payung) melihat kebun sekolah yang ditanami sayuran.

 

KEPALA Sekolah SMANESI, Dr. Abdul Tedi didampingi Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Agung Wijaya, menjelaskan, pihaknya melakukan gerakan makan sayur bersama. “Kita sosialisasi program kepada para murid dan orang tua murid agar setiap murid wajib makan sayur,” katanya, Selasa (21/07/2020) ditemui di kantornya, Jl. Ki Hajar Dewantara, Desa Banjararum, Kecamatan Singosari.

Kepala Sekolah SMA Negeri Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Dr. Abdul Tedi (pakai masker biru) bersama Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Agung Wijaya.

Tedi menjelaskan, pihak sekolah mengundang wali murid kelas sepuluh untuk sosialisasi wajib makan sayur. Dalam sosialisasi itu disampaikan, setiap wali murid diperbolehkan mengambil sayuran hasil dari kebun SMANESI sendiri. “Tugas orang tua sesampai di rumah adalah memasak sayuran tersebut untuk dimakan anaknya. Bahkan, bilamana pembelajaran nanti sudah normal, setiap siswa baru wajib hukumnya makan sayur yang sudah tertera di tugas MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah),” terangnya.

Meski mewajibkan murid-muridnya makan sayuran, namun pihak sekolah tetap menjalankan protokol kesehatan COVID-19, sesuai anjuran pemerintah. Di antaranya,  wajib cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, wajib pakai masker, dan selalu jaga jarak.  “Semua sarana prasarana protokol kesehatan ini sudah kami siapkan. Bahkan, karena SMANESI ini sekolah religi, yang utama adalah doa. Setiap masuk dan keluar sekolah, setiap siswa wajib dalam keadaan suci berwudlu,” jelas Tedi seraya menambahkan untuk menjaga imun tubuh, selalu mengadakan olahraga dan berjemur.

Terkait dengan proses belajar mengajar dalam kondisi pandemi COVID-19 ini, SMANESI masih menggunakan sistem daring (dalam jaringan/online). Menurut kepala sekolah yang hoby bulutangkis ini, sejatinya metode daring kurang efisien, karena siswa bosan. Mereka butuh suasana segar, berkumpul dengan teman, dapat bersosialisasi dengan gurunya secara langsung.

“Untuk mengurangi kebosanan itu, pihak sekolah telah menyiapkan tiga mode belajar saat pandemi ini, yakni mode daring (dalam jaringan), mode luar jaringan (luring) atau tatap muka, dan mode kombinasi antara luring dan daring,” kata kepala sekolah yang  pernah jadi dosen di Universitas Muhammadiyah  Malang (UMM) ini. (div/mat)