Cafe Sawah Tutup, Pendapatan Pujon Kidul Rp 15,4 Miliar Terancam Hilang
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Dampak penyebaran Virus Corona (COVID-19) nyaris mematikan semua sektor usaha, tak terkecuali pariwisata yang dikelola desa. Seperti di Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, nyaris tak ada pendapatan, karena Cafe Sawah dan usaha wisata pendukung lainnya yang menjadi andalan, tutup total sejak beberapa waktu lalu. Padahal, tahun 2019, omzetnya mencapai Rp 15,400 miliar.

TIDAK HANYA Cafe Sawah dan usaha wisata pendukung lainnya, beberapa usaha wisata yang dikelola masyarakat desa pun kena dampaknya. “Ada sekitar 604 orang pekerja wisata yang terdampak COVID-19 ini. Mereka terdiri dari orang-orang yang bekerja di sektor pariwisata, seperti parkir wisata, pekerja Cafe Sawah, masyarakat yang punya usaha, ojek wisata, home stay, dan sebagainya,” terang Kepala Desa Pujon Kidul, Udi Hartoko, Kamis (16/04/2020) saat dihubungi via HP.

Udi Hartoko menambahkan, para petani pun ikut terkena dampak virus yang menyebar hampir di seluruh dunia ini. “Dampak yang dirasakan petani adalah harga jual melemah, karena tidak ada wisatawan yang datang. Biasanya, hasil pertaniannya, seperti apel, sayur mayur dijual kepada wisatawan. Karena tak ada wisatawan yang datang, sehingga pemasarannya pun agak sulit dan hargnya pun turun hingga 40 %. Harga apel yang biasanya Rp 10.000/kg, sekarang tinggal Rp 5.000/kg,” jelasnya.
Akibat penyebaran Virus Corona ini, masih kata kepala desa yang beberapa kali berhasil meraih penghargaan, baik tingkat Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, bahkan nasional ini, pendapatan Cafe Sawah dan beberapa usaha pendukung lainnya yang dikelola pemerintah desa pun turun drastis. Bahkan nyaris tak ada pendapatan, karena tutup total.
Menurut Udi Hartoko yang sering membawa harum nama Kabaupaten Malang di tingkat nasional ini, dalam kondisi normal, pendapatan dari Cafe Sawah dan lain-lain, rata-rata sekitar Rp 100 juta per bulan. “Ini pendapatan bersih hanya dari Cafe Sawah. Bahkan tahun 2019, omzet dari Cafe Sawah, parkir wisata, serta wisata desa yang dikelola pemerintah desa, sekitar Rp 15,400 miliar. Kalau ditambah dengan pendapatan masyarakat yang juga bekerja di sektor pariwisata, seperti home stay, total omzet tahun 2019 bisa mencapai Rp 30 miliar,” jelasnya.
Penurun ini sangat wajar, mengingat jumlah kunjungan wisatawan juga turun. Menurut Udi, dalam kondisi normal, jumlah wisatawan yang datang ke desa yang dulu tidak dikenal banyak orang ini, sebanyak 231.000 orang setahun atau sekitar 19.250 orang per bulan. Namun dengan ditutupnya kawasan wisata ini membuat pendapatan pun berkurang drastis.
Agar potensi yang dimiliki tidak mubazir, lahan sawah yang ada di sekitar Cafe Sawah, ditanami sayur dan buah-buahan. “Barangkali nanti hasilnya bisa dijual,” kata Udi seraya berharap wabah ini segera berakhir.
Memang, sejak Virus Corona mewabah, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang sudah memerintahkan para pengelola tempat wisata agar menutup usahanya. Hal ini tertuang dalam Surat No. 556/440/35.07.108/2020 tanggal 23 Maret 2020 yang ditandatangani Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang, Made Arya Wedanthara. (iko/mat)