Bantu Warga Terdampak Gempa, LPBI NU Dirikan Posko
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Gempa bumi yang menimpa warga Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (10/04/2021) siang, sekitar pukul 14.00 WIB, mengundang keprihatinan banyak pihak, termasuk Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Malang. Melalui Lembaga Penanggulangan Bencana dan Iklim (LPBI), pengurus mendirikan posko sekaligus menyalurkan bantuan kepada warga terdampak gempa.


MUSLIHIN, Wakil Sekretaris PCNU Kabupaten Malang sekaligus sebagai Pengarah Posko Lapangan LPBI menjelaskan, beberapa jam setelah terjadi gempa, Tim LPBI NU Kabupaten Malang, langsung bergerak.
“Setelah terjadi gempa, tepatnya setelah sholat asar, kami langsung melakukan assessment (penggalian data dan mencari informasi ke lapangan), melakukan maping (pemetaan lokasi bencana) terkait dengan dampak gempa. Selanjutnya kami mengumpulkan bantuan dari segala sektor sekaligus mendistribusikannya kepada warga terdampak,” terang Muslihin, Jumat (1/04/2021) siang.
Pengurus PCNU Kabupaten Malang yang rumahnya tak jauh dari lokasi terdampak gempa ini menambahkan, untuk sementara, distribusi bantuan diarahkan kepada warga terdampak yang benar-benar parah, yang menyebar di Kecamatan Dampit, Tirtoyudo, dan Kecamatan Ampelgading. “Tiga kecamatan ini yang paling parah terkena dampak gempa,” tegasnya.

Secara umum, dia merinci daerah terparah karena dampak gempa. Di antaranya, di Kecamatan Dampit, hampir seluruh desa terdampak gempa. Namun yang terparah ada Desa Majangtengah. Di desa ini, yang rata dengan tanah ada sekitar 40-an bangunan (rumah penduduk), 1 masjid, dan 3 mushola. Di Desa Pamotan ada 75 rumah, dan 1 mushola rusak parah. Di Desa Srimulyo sebanyak 39 bangunan rata dengan tanah, 1 masjid tak bisa ditempati, dan 1 gedung MI (Madrasah Ibtidaiyah) temboknya hancur.
Di Kecamatan Tirtoyyodo, dampak terparah berada di Desa Sumbertangkil dan Desa Jogomulyan. Di Kecamatan Ampelgading, kondisi terparah dialami Desa Wirotaman dan Sonowangi. “Alhamdulillah, bantuan sudah tersalurkan kepada warga terdampak,” ujar Muslihin.
Sampai kapan Posko LPBI NU ini bertahan? “Kami mengikuti BPBD saja (Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Malang). Biasanya sih selama 2 minggu. Tapi kalau dirasa masih perlu, ya kita lanjutkan,” jawabnya. (bri/mat)