19 Mei 2025

`

2021, Curanmor Terbanyak di Lowokwaru dan Kedungkandang

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di Kota Malang, Jawa Timur, masih mendominasi di sepanjang tahun 2021, khususnya di Kecamatan Lowokwaru dan Kecamatan Kedungkandang. Pelaku beraksi saat sore  dan malam hari.

 

Kapolresta Makota, AKBP Budi Hermanto bersama PJU menunjukkan senjata tajam dan sejumlah tersangka saat merilis situasi kamtibmas selama tahun 2021, Kamis (30/12/2021).

 

HAL INI disampaikan Kasat Reskrim Polresta Malang Kota, Kompol Tinton Yudha Riambodo, saat menjelaskan situasi kamtibmas selama tahun 2021 bersama Kapolresta Malang Kota, AKBP Budi Hermanto,  di Maporesta Malang Kota, Kamis (30/12/2021).

“Kasus kriminal masih didominasi curanmor. Angkanya agak tinggi di wilayah Kota Malang, khususnya di Kecamatan Lowokwaru dan Kecamatan Kedungkandang. Pelaku biasanya  beraksi sore  dan malam hari. Tapi kita terus lakukan pengungkapan,  dan banyak juga TKP yang kita ungkap,” kata kasat Reskrim.

Kapolresta Makota, AKBP Budi Hermanto merilis situasi kamtibmas selama tahun 2021 di Mapolresta Malang, Kamis (30/12/2021).

Karena pelaku curanmor biasanya  beraksi saat sore  dan malam hari, kasat mengimbau masyarakat agar  lebih memperhatikan kondisi keamanan kendaraannya.  “Dari beberapa analisa kita, curanmor terjadi karena tingkat keamanan di lingkungan sekitar yang kurang. Di samping itu, curanmor juga terjadi karena korban lupa mencabut kunci kontak motornya,” terangnya.

Sementara itu, Kapolresta Malang Kota, AKBP Budi Hermanto menjelaskan situasi kamtibmas dari Polresta Malang Kota dan Polsek jajaran selama tahun 2021. “Total kriminal tahun 2021 sebanyak 1.163 kasus. Dengan penyelesaian sebanyak 944 kasus. Jumlah tersangka yang diamankan sebanyak 191,” jelasnya.

Sementara di tahun 2020 lalu, total kriminal sebanyak 1.251 kasus. Sedangkan penyelesaian sebanyak 678 kasus. Jumlah tersangka sebanyak 561 orang. “Meskipun angka COVID-19 sudah menurun, namun kriminal masih cukup tinggi, karena kehidupan masyarakat berangsur normal. Penyebab lain, jumlah pengangguran meningkat akibat hilangnya lapangan kerja dan terjadinya  PHK (pemutusan hubungan kerja),” lanjutnya.  (aji/mat)