1 September 2025

`

120 Pelajar SMAN 1 Turen Dikenalkan Bahaya Hoak Pemilu

2 min read

MALANG | TABLOIDJAWATIMUR.COM – Masyarakat Antifitnah Indonesia (MAFINDO) Wilayah Malang menyelenggarakan program Tular Nalar Sekolah Kebangsaan di SMA Negeri 1 Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (15/12/2023), melibatkan 120 siswa sebagai pemilih pemula yang rentan terpapar hoak pemilu.

 

Masyarakat Antifitnah Indonesia (MAFINDO) Wilayah Malang menyelenggarakan program Tular Nalar Sekolah Kebangsaan di SMA Negeri 1 Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (15/12/2023), melibatkan 120 siswa sebagai pemilih pemula yang rentan terpapar hoak pemilu.

 

Salah seorang pelajar menerima sertipikat dari Masyarakat Antifitnah Indonesia (MAFINDO) Wilayah Malang usai mengikuti Tular Nalar Sekolah Kebangsaan di SMA Negeri 1 Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (15/12/2023).

KOORDINATOR MAFINDO Wilayah Malang, AA Ayu Mirah Krisnawati, menjelaskan, sekolah kebangsaan ini dilangsungkan untuk mengantisipasi hoaks pemilu terhadap para pelajar. “Pelajar bisa turut memerangi informasi hoaks dan membuat navigasi informasi yang aman,” katanya.

Mirah menambahkan, Tular Nalar Sekolah Kebangsaan ini untuk mengantisipasi hoaks pemilu. Dalam kegiatan ini, peserta mendapat pengetahuan tentang pemilu, demokrasi, dan penginderaan hoaks. “Peserta dibekali untuk penginderaan hoaks, mencegah bencana hoaks, sekaligus menjadi agen perubahan generasi digital. Program ini merupakan kolaborasi literasi digital, berpikiran kritis agar terhindar dari kacau isi, kacau diri, dan kacau emosi,” terangnya.

Sebanyak 120 pelajar SMAN 1 Turen mengikuti Tular Nalar Sekolah Kebangsaan di SMA Negeri 1 Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (15/12/2023).

Secara nasional, Tular Nalar telah menjangkau sebanyak 550 ribu audiens. Terdiri atas pendidik, guru, lansia, pelajar, masyarakat adat, dan kelompok rentan. Selain itu, para pelajar diharapkan bisa mengaplikasikannya saat deras arus informasi.

Kepala SMA Negeri 1 Turen, Eny Retno Diwati, mengatakan, pelajar membutuhkan literasi digital, lantaran sebagian waktunya habis di dunia maya. Namun mereka harus piawai menggunakan dan memanfaatkan gawai. Apalagi jejak digital tidak bisa dihapus dan bisa mempengaruhi kehidupan.  “Harus bisa memanfaatkan gawai. Mudah-mudahan materi bisa dipahami siswa,” harapnya.

Salah seorang siswa SMAN 1 Turen, Lailatul Zahro, mengaku mendapat pengetahuan setelah mengikuti Tular Nalar Kebangsaan. Dia bisa memahami dan mengenali tipologi hoaks dan menghindarinya. “Sebagai pemilih pemula, saya  lebih percaya diri mengikuti semua proses pemilihan umum,” katanya. (div/mat)