2 Juli 2025

`

UMM Mantapkan Hubungan Indonesia – Vietnam

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur, turut aktif membangun kerja sama bilateral Indonesia dengan negara lain. Salah satunya dengan menggelar simposium hubungan bilateral Indonesia – Vietnam melalui pembelajaran BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) melalu zoom dan kanal Youtube BIPA UMM, belum lama ini.

 

Nguyen Thanh Tuan, Ph.D, pembicara dari Vietnam.

 

TURUT hadir, H.E. Denny Abdi, Duta Besar Indonesia untuk Republik Sosialis Vietnam dan Musa Derek Sairwona selaku Acting Konsulat Jenderal Ho Chi Minh City, Vietnam.

Dr. Sidik Sunaryo, SH, MSi, Mhum, Wakil Rekotr IV UMM,  menuturkan, simposium ini bagian dari rangkaian panjang internasionalisasi UMM. “Kerja sama ini tentu tidak  hanya pada kegiatan rutin saja. Tapi juga mampu mendekatkan perasaan emosional antara warga kedua negara,” katanya.

H.E. Denny Abdi, Duta Besar Indonesia untuk Republik Sosialis Vietnam.

Sidik berharap, gelaran ini bisa melahirkan ide cerdas nan maju, sehingga bisa memunculkan empati dan kebersamaan antara kedua negara, terutama untuk mendorong lahirnya upaya-upaya dalam menghadapi situasi yang tidak mudah seperti saat ini.

Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Indonesia untuk Republik Sosialis Vietnam, H.E Denny Abdi, menceritakan persamaan-persamaan kedua negara. Mulai tanggal kemerdekaan yang berdekatan hingga konsep pembangunan yang cukup mirip. “Maka tidak heran kalau founding fathers kedua negara cukup dekat, antara Soekarno dan Ho Chi Minh. Hal itu karena keduanya memiliki semangat yang sama,” ujarnya.

Selain kedekatan dalam bidang ekonomi, Indonesia dan Vietnam juga memiliki hubungan yang baik dalam aspek politik, sosial, dan  budaya. “Karena itu program BIPA ini menjadi agenda andalan bagi KBRI maupun KJRI Ho Chi Minh City. Sambutan masyarakat Vietnam belajar bahasa Indonesia  cukup tinggi. Karena itu warga Indonesia  juga harus melakukan hal yang sama, mempelajari bahasa Vietnam agar  ada kedekatan,” pesannya.

Lebih lanjut, Denny mengatakan, kedekatan yang dibangun tidak akan berhenti pada aspek bahasa saja. Namun berlanjut dengan melakukan kerja sama di berbagai aspek. “Vietnam bisa menjadi mitra strategis Indonesia,  karena bisa menjadi engine of growth di ASEAN. Selain itu, kedua negara nantinya juga bisa berkontribusi dalam aspek peace and security. Jadi, bahasa bisa digunakan sebagai perekat keduanya,” katanya.

Sementara itu, Nguyen Thanh Tuan, Ph.D yang didapuk menjadi pembicara utama menjelaskan tentang prospek bahasa Indonesia di Kota Ho Chi Minh. Menurutnya, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan bagi masyarakatnya untuk menguasai bahasa asing selain bahasa Inggris. Salah satunya adalah bahasa Indonesia. “Bahkan beberapa tahun belakangan, bahasa Indonesia telah masuk di beberapa universitas. Sebut saja Universitas Nasional Vietnam serta Universitas Terbuka,” tuturnya. (div/mat)