Menimang-Nimang Pengganti Pak De
3 min readPemilihan Gubernur Jawa Timur masih dua tahun lagi (2018). Namun, sejumlah nama sudah bermunculan. Sahwat politik mereka untuk menggantikan Soekarwo, sangat tinggi. Kini, para calon dan partai politik yang punya kepentingan pun saling melirik dan menanti. Siapa kira-kira yang bakal melenggang ke grahadi?
SEJAK AWAL 2016 lalu, sejumlah nama sudah bermunculan. Mereka digadang-gadang bakal menjadi pengganti Pak De (panggilan akrab Gubernur Jawa Timur, Soekarwo). Sebut saja Ketua DPW PKB Jawa Timur, Abdul Halim, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf, anggota DPR Hasan Aminuddin, Walikota Surabaya Tri Rismaharini dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Konon, menurut sebuah sumber, Bu Risma —panggilan akrab Tri Rismaharini— dan Abdullah Azwar Anas, sempat dipanggil secara khusus oleh Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri saat Rakernas I PDIP di Jakarta beberapa waktu lalu.
Kabarnya, pemanggilan itu untuk memastikan Risma maju di DKI Jakarta untuk bersaing dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada Pilgub 2017. Sedangkan Anas, diturunkan di Pilgub Jawa Timur 2018.
Namun kabar lain menyebut bahwa partai banteng moncong putih akan menduetkan Risma dan Anas di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta atau Jawa Timur.
Terlepas benar tidaknya kabar tersebut, yang jelas, baik Risma maupun Anas punya kans kuat untuk maju pada Pilgub DKI dan Jatim. Sebab, keduanya sama-sama punya potensi luar biasa untuk mendulang suara. Karena, saat pilkada di daerahnya masing-masing, keduanya menang mutlak.
Tapi itu pun bukan jaminan. Sebab, kompetitor yang dihadapi juga bukan orang sembarangan. Mereka adalah pendekar-pendekar yang punya “ilmu kesaktian” luar biasa. Sebut saja Gus Ipul. Hingga sekarang dia masih menjabat Wakil Gubernur Jawa Timur selama dua periode bersama Pak De Karwo. Sepuluh tahun membangun jaringan, tentu waktunya yang sangat cukup.
Belum lagi faktor kedekatannya dengan para alim ulama, pesantren dan seluruh lapisan masyarakat, tentu menjadi nilai plus untuk dijual pada Pilgub Jatim 2018.
Karena itu tak heran bila Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) berharap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Demokrat mau berkoalisi dengannya di Pilgub Jawa Timur untuk mengusung Gus Ipul. Kabarnya, mantan Ketua GP Ansor ini akan disandingkan dengan Tri Rismaharini atau Abdullah Azwar Anas.
“Kami sudah sepakat mengusung Syaifullah Yusuf. Gerindra dan Demokrat sudah bertemu untuk membahas masalah ini, sekaligus berkoalisi di 2018. DPD akan me-nyampaikan ke DPP terkait kesepakatan ini,” kata Ketua DPD Gerindra Jawa Timur, Soepriyanto.
“Koalisi bagi Gerindra tidak bisa tidak, jika ingin mengusung calon. Sebab, kursi yang dimiliki Gerindra tidak cukup untuk bisa mengusung calon, yang harus 20 kursi di DPRD Jatim. Sementara Gerindra hanya memiliki 13 kursi,” imbuhnya.
Sedangkan Partai Demokrat, juga punya 13 kursi di DPR Jawa Timur. Sehingga jika dua partai bentukan Prabowo dan SBY ini bersatu, sudah ada 26 kursi, sehingga memenuhi syarat untuk mengusung calon gubernur/wakil gubernur sendiri.
Gus Ipul pun membenarkan kalau dirinya sudah melakukan komunikasi politik dengan beberapa partai, termasuk Gerindra. “Mudah-mudahan komunikasinya bisa berja-lan intens. Semoga ada keputusan positif,” harapnya.
Namun Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur, Soekarwo masih malu-malu. Menurutnya, pihaknya belum memutuskan nama calon gubernur yang akan diusung. Secara diplomatis dia mengatakan, “Siapa pun yang ditunjuk menggantikan dirinya sebagai gubernur, harus dilaporkan ke DPP dulu. Harus mendapat restu dari Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono,” katanya. Lalu siapa? Lihat saja nanti. (moh. mufidz/berbagai sumber/merdeka.com)