Mahasiswa ITN Buat Meja Lipat Dari Tutup Botol
3 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Sejumlah mahasiswa Fakultas Teknik Lingkungan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Jawa Timur, mengolah limbah botol plastik menjadi meja lipat. Terobosan mengolah sampah menjadi barang berguna ini diharapkan bisa mengurangi sampah plastik yang kian menumpuk.


PARA mahasiswa itu, Anselia Apriyanti Talo, (angkatan 2019), Arivya Nahlisa (angkatan 2019), Yunike Mau Rengu (angkatan 2019), Robertus Belarminus Umbu Bolu Tagukoda (angkatan 2019), dan Gizca Jenica Weru (angkatan 2020). Mereka dibimbing dosen pendamping Dr. Hardianto, ST, MT.
Arivya Nahlisa, salah satu mahasiswa, menjelaskan, cara membuat meja lipat ini tergolong sederhana. Pertama, limbah tutup botol bekas dibersihkan (dicuci), kemudian dikeringkan dengan bantuan sinar matahari. Setelah kering baru dipotong-potong menjadi serpihan kecil. Serpihan atau cacahan tersebut dimasukkan ke dalam mesin pelebur plastic (oven).
“Lelehan plastik hasil peleburan dimasukkan ke dalam cetakan. Setelah adonan kering, lalu diukur dan dipotong sesuai sketsa yang sudah dibuat sebelumnya. Ada yang berbentuk persegi, lingkaran, dan segi panjang,” terang Arivya Nahlisa, Senin (05/09/2022) siang.
Dia menjelaskan, hasil cetakan tersebut menjadi bagian atas meja yang perlu diamplas agar halus. Kemudian ditata di dalam cetakan untuk bagian atas meja. “Setelah tersusun rapi, kemudian disiram dengan resin dan katalis supaya bisa merekatkan antar pecahan-pecahan bentuk tadi. Salah satu bagian atas meja ada yang berukuran 50 cm X 30 cm X 28 cm. Kemudian dirangkai dengan kaki-kaki meja,” jelasnya.
Menariknya, warna meja lipat didapatkan dari pencampuran antara warna asli dari tutup botol yang dilelehkan di dalam oven tanpa diberi pewarna tambahan. Untuk membuat bagian atas meja membutuhkan 2-3 kg tutup botol plastik bekas.

MeLi HDPE sudah 75 persen jadi. Kaki mejanya bisa dilipat sehingga tidak memakan banyak ruang, sehingga meja lipat bisa dipindah dengan mudah. “Awalnya kaki meja sempat kami coba menggunakan besi, tapi tidak pas. Jadi kami mencoba membuat sendiri kaki meja dari tutup botol plastik juga. Sekarang masih dalam tahap percobaan pemasangan,” jelas mahasiswa asal Belu, NTT ini.
Meja Lipat tersebut bisa digunakan sebagai meja belajar, meja teras, dan lain sebagainya. Meskipun terlihat mudah dalam pembuatan, ternyata tim PKM-K ITN Malang sempat juga terkendala dalam hal peralatan yang kurang memadai, sehingga menghambat proses pembuatan produk.
Dikatakan Arivya Nahlisa, kendalanya ada pada mesin press untuk mengepres saat adonan dicetak. Namun biaya untuk membeli alat tersebut ternyata tidak murah. Sehingga mereka menggunakan alternatif lain dengan jalan mengilas atau meratakan adonan menggunakan alat roll roti.
“Sebelum mencetak, kami membuat sketsa bentuk dari potongan-potongan adonan yang akan disusun di dalam cetakan. Adonan tadi ditunggu sampai kering baru bisa jadi produknya (untuk bagian atas meja). Karena membutuhkan proses yang banyak dan panjang, maka sedikit menghambat waktu dalam menyelesaikan bagian atas meja,” papar Arivya.
Arivya menerangkan, MeLi (meja lipat), HDPE (High-density polyethylene), adalah polimer termoplastik yang terbuat dari proses pemanasan minyak bumi. Sifatnya yang keras dan tahan terhadap suhu tinggi dapat dibentuk menjadi beragam benda tanpa kehilangan kekuatannya.
“Kami memilih kewirausahaan karena produk yang akan kami buat memiliki peluang untuk dipasarkan. Selain itu, di sini (PKM) kami dapat mengembangkan skill mahasiswa teknik dalam berwirausaha,” ujar Anselia Apriyanti Talo, Ketua Tim PKM-K ITN Malang 2022, Senin (05/09/2022). (div/mat)