Karyawan RSIA Refa Husada Demo
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Puluhan karyawan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Refa Husada melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung RSIA Refa Husada Jl. Mayjend Sungkono, Kelurahan Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Senin (5/11/2018).
![](https://i0.wp.com/tabloidjawatimur.com/wp-content/uploads/2018/11/RS-Refa-Husada-3.jpg?resize=609%2C320&ssl=1)
MEREKA menuntut kejelasan nasibnya atas haknya sebagai karyawan usai dirumahkan sejak Agustus 2017 lalu. Mengingat, sejak dirumahkan tidak menerima gaji serta hak – haknya lain, sebagaimana mestinya.
Salah satu karyawan, Nita (35) dan Wulan (23) yang berprofesi perawat dan bidan menyatakan, bahwa sejak dirumahkan, tidak mendapatkan gaji. Untuk itu, mereka meminta dipekerjakan kembali atau mendapat pesangon sesuai UU Nomer 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 163 Ayat 2.
“Kami dirumahkan sampai batas waktu yang belum ditentukan. Sejak itu, kami tidak menerima hak. Teman – teman kami berjumlah 16 orang, dari berbagai posisi. Kami sempat meminta untuk dipekerjakan kembali, namun diminta untuk membuat surat lamaran kerja. Kami tidak mau, karena masih sebagai karyawan. Sementara, saat ini sudah ada beberapa karyawan baru,” tuturnya ditemui di sela – sela aksi unjuk rasa.
Ia melanjutkan, para karyawan yang sudah memiliki masa kerja 5 -11 tahun itu, mengaku jika permasalahan tersebut sudah pernah dimediasikan ke Disnaker hingga beberapa kali. Namun belum memenuhi titik temu, dikarenakan pihak manajemen saat itu, tidak hadir.
Dalam aksi itu, perwakilan pengunjuk rasa termasuk ketua ketua Front Perjuangan Buruh Indonesia (FPBI) Luthfi Chafidz yang memberikan bantuan hukum, diterima manajemen RSIA Refa Husada untuk melakukan Dialog.
Rapat yang dilakukan hingga satu jam lebih, belum bisa menghasilkan keputusan yang menguntungkan pihak karyawan. Namun, Direktur RSIA Refa Husada, Abdul Malik Akmal berjanji memberikan bantuan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
“Jadi, saat ini sudah manajemen yang berbeda dari saat para karyawan itu dirumahkan. Karyawan yang dirumahkan itu, oleh pihak manajemen pertama. Tadi kami berdialog, dan manajemen baru bersedia memberikan bantuan dalam permasalahan ini. Tentunya, ini adalah hal baik, namun kami meminta agar semua pihak berkomitmen. Kalau tidak, kami akan kembali dengan membawa masa lebih banyak lagi,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur RSIA Refa Husada yang juga anak dari Bupati Jember, mengaku tidak mengetahui jika ada karyawan yang dirumahkan. Menurutnya, disaat pelaksanaan take over, pemilik lama tidak menyampaikan jika ada karyawan yang dirumahkan.
“Kami tidak tahu itu, namun kami akan membantu untuk memediasi dengan pemilik lama. Termasuk, di langkah awal akan kami layangkan somasi kepada pemilik lama, dalam waktu satu minggu ini,” katanya.
Dari data yang diperoleh, Rumah sakit tersebut telah mengalami beberapa kali pergantian manajemen. Sehingga, pemilik saat ini tidak mengetahui permasalahan karyawan yang dirumahkan dari pemilik pertama. Namun, dirinya siap memberikan bantuan.
Aksi unjuk rasa ini pun, mendapat pengawalan dari TNI Polri dengan jumlah cukup banyak. Aksi demontrasi pun, berjalan dengan tertib dan damai hingga berakhir dengan membubarkan diri. (ide)