2 Juli 2025

`

FISIP UB Luncurkan Kampoeng Heritage Retropolitan Kajoetangan

3 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jawa Timur, meluncurkan branding baru untuk kawasan wisata  Kampoeng Heritage Retropolitan Kajoetangan. Ini setelah Tim Ilmu Komunikasi FISIP melakukan survey terhadap persepsi dan kepuasan masyarakat, termasuk di dalamnya kelompok pengelola pariwisata selama sekitar enam bulan. 

Salah satu sudut Kampoeng Heritage Retropolitan Kajoetangan.

Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UB, Reza Safitri, Ph.D

TIM DEPARTEMEN Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Brawijaya  berjumlah 7 orang, terdiri dari Rachmat Kriyantono, PhD, Reza Safitri, PhD, Dr Bambang Dwi Prasetyo, Maulina Pia, PhD, Dian Tamitiadini, M.Si, Nufian FS, M.I.Kom, dan Wayan Weda, M.I.Kom Tim ini melakukan penelitian yang dimulai 6 bulan  lalu di Kampung Heritage Malang.

Dekan FISIP UB, Dr. Sholih Mu’adi, SH, M.Si, menjelaskan, kegiatan ini untuk menciptakan model komunikasi strategis yang diterapkan dalam penguatan resiliensi pengelola wisata dan industri kreatif pendukungnya ketika pandemi COVID-19. “Riset dan rancangan program komunikasi pariwisata melalui media periklanan digital merupakan upaya untuk menyampaikan resiliensi masyarakat agar terus medapatkan awareness dari calon wisatawan,” terangnya, Senin (14/03/2022).

Oleh sebab itu, menurut Dr. Sholih Mu’adi, SH, M.Si, untuk membantu kelompok pengelola wisata di Kota Malang dan industri kreatif pendukungnya, Jurusan Ilmu Komunikasi UB bersama mitra Indopol dan Nava+ melakukan  riset dan pendampingan pengelolaan pariwisata. Seperti pembuatan material promosi (video, website, program aktivasi kompetisi video kreatif) yang ditujukan pada khalayak untuk mengingatkan bahwa ada area wisata yang juga merupakan kampung tangguh, yang menjalankan protokol kesehatan.

Dekan FISIP UB, Dr. Sholih Mu’adi, SH, M.Si, memberikan penjelasan peluncuran Kampoeng Heritage Retropolitan Kajoetangan.

Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UB, Reza Safitri, Ph.D, menerangkan, program ini salah satu bentuk Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang melibatkan 12 mahasiswa Ilmu Komunikasi dan bekerjasama dengan Nava+ serta Indopol. “Ini dirancang untuk meningkatkan kemanfaatan dan  menyelaraskan pengembangan ilmu dari teknologi di perguruan tinggi. Sehingga selaras dengan pemenuhan kebutuhan, pemecahan permasalahan dunia usaha, dunia industri,  serta masyarakat,” terangnya.

Alumni S3 Ilmu Komunikasi Universiti Malaya ini menyatakan, ada dua program yang dijalankan. Riset bersama Indopol tentang bagaimana perilaku pariwisata saat Covid-19. “Sementara dengan Nava+, melakukan pendampingan pengelolaan dan pengembangan pariwisata. Salah satunya yang kemudian dikenalkan Kampoeng Heritage Retropolitan Kajoetangan,” lanjutnya.

Ignasius Seno, salah satu mahasiswa Ilmu Komunikasi UB,  menjelaskan, bersama timnya, ia mengawali dengan melakukan riset tentang lokasi wisata di Malang Raya. “Hasilnya,  dari 176 responden, hanya 18,4% yang tahu tentang Kampoeng Heritage Kajoetangan. Mayoritas, sekitar 56,8% lebih tahu Kampung Warna Warni,” jelasnya.

Ditambahkannya, dari yang tahu menerangkan bahwa Kampoeng Heritage Kajoetangan  memuat karakter jadoel (jaman dulu), tradisional,  serta cocok jadi lokasi selfie. “Karena itu  Ilmu Komunikasi UB dan Nava+ mencanangkan branding baru, yakni Kampoeng Heritage Retropolitan Kajoetangan. Ada unsur Retropolitann,  karena kami ingin memberikan semangat kolaborasi kreatif yang transformasi dan inovasi budaya. Melestarikan tradisi gotong royong, memiliki nilai tambah dalam industri pariwisata dan ekonomi kreatif,” jelas  Seno.

Untuk mendukung itu, mereka membuat website, lomba video kreatif serta memproduksi brand book. Semua tentang Kampoeng Heritage Retropolitan Kajoetangan.

Sementara itu, Mila, perwakilan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampoeng Heritage Kajoetangan mengapresiasi  munculnya branding retropolitan di Kampung Kayutangan. “Semoga ini membawa keberkahan,” harapnya. (div/mat)