Berhenti Melaut, Nelayan Ngliyep Jadi Penjaga Pantai
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Ombak besar yang menerjang Pantai Ngliyep di Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, membuat para nelayan tak bisa melaut. Mereka terpaksa beralih menjadi penjaga pantai untuk menjaga keselamatan wisatawan.

KETUA Paguyuban Nelayan Pantai Ngliyep, Teguh Pitono menjelaskan, dengan kondisi seperti ini, kegiatan mencari ikan terpaksa dihentikan. “Sudah satu minggu ini tidak melaut. Biasanya kami mencari gurita atau ikan karang, seperti kerapu. Melihat kondisi cuaca seperti ini, agaknya satu minggu ke depan masih belum bisa turun ke laut untuk mencari ikan,” katanya, Rabu (25/07/2018).
Untuk mengisi masa senggangnya, Teguh bersama nelayan lain menjadi pengawas pantai sementara. “Bagaimana mas? Pengunjung banyak, ombak besar. Mereka kan harus diemong, karena tidak paham daerah sini. Mana daerah yang bahaya dan tidak. Dengan kondisi ombak seperti ini, kami sukarela menjadi penjaga pantai sementara,” ujar Teguh.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Jawa Timur menghimbau nelayan agar tidak melaut

Himbauan ini disampaikan Sekretaris BPBD (Badan Penanggulanggan Bencana Daerah) Kabupaten Malang, Bagyo Setiono, Minggu (22/07/2018). “Jika memang kondisi cuaca buruk dan ombak sedang tinggi, para nelayan hendaknya menahan diri agar tidak melaut. Jangan sampai kejadian seperti di Puger Jember kemarin terulang,” katanya.
Tidak hanya kepada nelayan. Bagyo juga menghimbau para wisatawan lebih waspada ketika bermain di pantai. “Dengan adanya gelombang tinggi akhir-akhir ini, saya minta agar para pengunjung pantai di kawasan Malang selatan tidak mandi di laut. Karena, seperti yang terjadi kemarin di Teluk Bidadari, satu orang meninggal dunia karena terhempas ombak besar,”ungkap Bagyo.
Untuk menghindari hal serupa, pria yang akrab disapa walet ini meminta kepada para pelancong agar tidak berswafoto di tempat yang berbahaya, serta mematuhi aturan yang ada demi keselamatan para pengunjung.
Sementara itu, Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Karangploso, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Anung Suprayitno, menjelskan, beberapa minggu terakhir ini, gelombang air laut cukup tinggi.
Ini disebabkan terjadinya tekanan rendah di ekuator bagian balahan bumi utara mencapai 944 hPa dan 1.007 hPa. Sedangkan di ekuator bagian belahan bumi selatan mengalami tekanan tinggi yang mencapai 1.023 hPa, 1.026 hPa, dan 1.017 hPa. Sehingga membuat angin beberapa minggu ini sangat kencang hingga kecepatannya mencapai 35 kilometer (km) per jam.
“Dengan adanya kecepatan angin yang cukup kencang itu, maka berdampak pada tingginya gelombang air laut di perairan laut selatan Jawa . Namun, angin tersebut bukan angin topan, hanya angin kencang biasa tapi dengan waktu lama,” terangnya.
Anung pun menghimbau kepada para wisatawan yang akan berwisata di kawasan wisata pantai di Malang selatan agar berhati-hati. (diy)