Pipa Rusak Diterjang Banjir, 1.000 KK Kesulitan Air Bersih
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Sebanyak 1.000 lebih kepala keluarga yang menyebar di Desa Sidodadi, Ngantru, dan Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, kesulitan air bersih. Sebab, pipa air milik masyarakat yang tergabung dalam HIPAM (Himpunan Pendudukan Pemakai Air Minum) rusak parah diterjang banjir yang membawa lumpur dan kayu, Rabu (06/01/2021) petang.

USAI mendampingi Bupati Malang HM Sanusi, Dandim 0818 Kabupaten Malang – Kota Batu Letkol Inf Yusub Dody Sandra, serta sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) Kabupaten Malang yang meninjau lokasi bencana, Jumat (08/01/2021) siang, Camat Ngantang, Akhmad Taufik Juniarto menjelaskan, ada tiga desa yang terdampak banjir. Meliputi Sidodadi, Ngantru, dan Pandansari.

“Masing-masing desa mempunyai dampak yang berbeda. Kalau Desa Sidodadi, dampak terbesar dari banjir tersebut adalah banyaknya material kayu dan lumpur yang terbawa banjir. Kayu dan lumpur itu menerjang sekitar 5 hektar sawah milik 25 petani, khususnya di Dusun Simo, Desa Sidodadi. Namun kerugiannya tak terlalu besar, karena sawah yang ditanami padi, jagung, dan sayuran tersebut baru saja dipanen. Saat ini para petani sedang bersiap tanam lagi. Memang ada tanaman sayur, tapi tak terlalu parah,” terang Camat Ngantang, Akhmad Taufik Juniarto.
Taufik menambahkan, selain menerjang sawah, materail kayu dan lumpur itu juga merusak pipa HIPAM sepanjang kurang lebih 2 km. “Yang paling parah pipa air minum dari sumber yang ada di gunung ke permukiman. Akibatnya, 350 KK Desa Sidodadi tak bisa terlayani air bersih, karena pipanya rusak. Tapi sudah ada droping air bersih dari pemda,” terangnya.
Mantan ajudan Bupati Malang ini menambahkan, dalam kurun waktu 2 – 3 hari ini, pihaknya bersama Koramil dan Polsek Ngantang, serta didukung sejumlah elemen lainnya, akan mengevakuasi materail kayu dan lumpur dari lokasi bencana. “Selanjutnya melakukan evakuasi jalur pipa, barangkali ada yang bisa diselamatkan. Perkiraan pipa yang rusak sekitar 2 km. Namun untuk pastinya, kami belum tahu berapa panjang pipa yang rusak atau masih utuh,” tegasnya.
Taufik, yang pernah menjabat Camat Sumberpucung ini juga menjelaskan, selain Desa Sidodadi, dua desa lainnya, Ngantru dan Pandansari, juga terdampak banjir. “Untuk Pandansari, pipa air yang rusak paling parah, karena jarak dari sumber ke permukiman penduduk lebih jauh. Seberapa panjang pipa yang rusak, masih akan dicek. Tapi yang jelas, akibat rusaknya pipa, sekitar 800 KK kesulitan air bersih. Pipa milik masyarakat ini dibangun pasca letusah Gunung Kelud tahun 2014 lalu,” terangnya. (bri/mat)