Koramil 0818/04 Ngantang Bersihkan Kayu Terbawa Banjir
3 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Sejumlah personil Koramil 0818/04 Ngantang, dibantu warga dan elemen lainnya, membersihkan material kayu dan lumpur yang terbawa banjir di Dusun Simo, Desa Sidodadi, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (08/01/2021) pagi.

MATERIAL kayu dan lumpur tersebut dievakuasi menggunakan excavator milik Perum Jasa Tirta (Selorejo, Ngantang), damtruck milik Dinas PU Bina Marga Kabupaten Malang, serta peralatan lainnya, seperti gergaji mesin dan cangkul. “Muspika Ngantang dan sejumlah elemen lain, gotong royong mengevakuasi material kayu dan lumpur yang terbawa banjir. Mudah-mudahan dalam waktu tiga hari ke depan, material ini sudah selesai diatasi,” kata Camat Ngantang, Akhmad Taufik Juniarto, Jumat (08/01/2021) siang.
Akhmad Taufik Juniarto menjelaskan, jumlah material kayu yang terbawa banjir di Dusun Simo, Desa Sidodadi, Kecamatan Ngantang, memang cukup banyak. Bahkan ada yang memperkirakan jumlahnya mencapai 100 truk. “Saya belum tahu pasti berapa jumlahnya. Tapi ada yang memperkirakan sebanyak itu. Ini belum termasuk material kayu di Desa Ngantru dan Pandansari,” jelasnya.

Taufik menambahkan, banyaknya material kayu yang terbawa banjir ini berasal dari hutan (kawasan Perhutani) yang ada di atas desa. Kayu-kayu ini adalah kayu mati akibat letusan Gunung Kelud tahun 2014 silam. “Kayu ini terbawa banjir dari atas. Ini kayu mati, sisa meletusnya Kelud 2014 yang ada di atas, di wilayah Perhutani, yang terbawa banjir dan longsor, lalu masuk ke sungai dan mengalir ke desa,” terangnya.
Menurutnya, Muspika Ngantang akan melakukan beberapa langkah untuk menuntaskan penanganan bencana alam ini. Pertama, membersihkan material kayu dan lumpur. Kedua, mengkondiskan air bersih untuk warga. Ketiga, mengecek kerusakan pipa air yang rusak. Sedangkan untuk ketahanan pangan, tak ada masalah.
Seperti diberitakan, lebih dari 1.000 kepala keluarga yang menyebar di Desa Sidodadi, Ngantru, dan Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, kesulitan air bersih. Sebab, pipa air milik masyarakat yang tergabung dalam HIPAM (Himpunan Pendudukan Pemakai Air Minum) rusak parah diterjang banjir yang membawa lumpur dan kayu, Rabu (06/01/2021) petang.
Usai mendampingi Bupati Malang HM Sanusi, Dandim 0818 Kabupaten Malang – Kota Batu Letkol Inf Yusub Dody Sandra, Kapolres Malang AKBP henry Umar, serta sejumlah piminan organisasi perangkat daerah (OPD) Kabupaten Malang yang meninjau lokasi bencana, Jumat (08/01/2021) siang, Camat Ngantang, Akhmad Taufik Juniarto menjelaskan, ada tiga desa yang terdampak banjir. Meliputi Sidodadi, Ngantru, dan Pandansari.
“Masing-masing desa mempunyai dampak yang berbeda. Kalau Desa Sidodadi, dampak terbesar dari banjir tersebut adalah banyaknya material kayu dan lumpur yang terbawa banjir. Kayu dan lumpur itu menerjang sekitar 5 hektar sawah milik 25 petani, khususnya di Dusun Simo, Desa Sidodadi. Namun kerugiannya tak terlalu besar, karena sawah yang ditanami padi, jagung, dan sayuran tersebut baru saja dipanen. Saat ini para petani sedang bersiap tanam lagi. Memang ada tanaman sayur, tapi tak terlalu parah,” terang Camat Ngantang, Akhmad Taufik Juniarto.
Taufik menambahkan, selain menerjang sawah, materail kayu dan lumpur itu juga merusak pipa HIPAM sepanjang kurang lebih 2 km. “Yang paling parah pipa air minum dari sumber yang ada di gunung ke permukiman. Akibatnya, 350 KK Desa Sidodadi tak bisa terlayani air bersih, karena pipanya rusak. Tapi sudah ada droping air bersih dari pemda,” terangnya.
Mantan ajudan Bupati Malang ini menambahkan, dalam kurun waktu 2 – 3 hari ini, pihaknya bersama Koramil dan Polsek Ngantang,serta didukung sejumlah elemen lainnya, akan mengevakuasi materail kayu dan lumpur dari lokasi bencana. “Selanjutnya melakukan evakuasi jalur pipa, barangkali ada yang bisa diselamatkan. Perkiraan pipa yang rusak sekitar 2 km. Namun untuk pastinya, kami belum tahu berapa panjang pipa yang rusak atau masih utuh,” tegasnya.
Taufik, yang pernah menjabat Camat Sumberpucung ini juga menjelaskan, selain Desa Sidodadi, dua desa lainnya, Ngantru dan Pandansari, juga terdampak banjir. “Untuk Pandansari, pipa air yang rusak paling parah, karena jarak dari sumber ke permukiman penduduk lebih jauh. Seberapa panjang pipa yang rusak, masih akan dicek. Tapi yang jelas, akibat rusaknya pipa, sekitar 800 KK kesulitan air bersih. Pipa milik masyarakat ini dibangun pasca letusah Gunung Kelud tahun 2014 lalu,” terangnya. (bri/mat)