1 Juli 2025

`

Pemerintah Bangun RS Lapangan di RSU UMM

2 min read
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Ir. Diana Kusumastuti, M.T, memaparkan rencana pembangunan RS Lapangan di RSU UMM.

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), akan membangun Rumah Sakit Lapangan (RSL) COVID-19 di lingkungan RSU UMM yang terletak di Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

 

RENCANA pembangunan ini ditandai dengan peninjauan lokasi oleh Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Ir. Diana Kusumastuti, M.T, Sabtu (27/02/2021) siang.

Rektor UMM, Dr. Fauzan, M.Pd, mengatakan, pembangunan RS Lapangan ini merupakan kerj sama antara UMM, Kementerian PUPR, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Pembangunan RS tersebut akan mulai  pada  Maret 2021. “Ini merupakan kunjungan final sebelum proses pembangunan yang dilaksanakan pada  Maret. RS ini akan dibangun di lahan seluas 6.000 meter persegi dan dapat memuat 80 – 90 tempat tidur. Insyaallah  April RS ini sudah bisa dioperasikan,” ujar Fauzan.

Direktur RSU UMM, Prof. Dr. dr. Djoni Djunaedi, Sp.PD-KPTI, menjelaskan rencana pembangunan RS Lapangan.

Direktur RSU UMM, Prof. Dr. dr. Djoni Djunaedi, Sp.PD-KPTI, mengatakan, RS Lapangan ini akan memiliki fasilitas yang lengkap. Meliputi, ruang rawat inap, Unit Gawat Darurat (UGD), ruang rontgen, ruang infeksius, Intensive Care Unit (ICU)  ventilator  dan non ventilator, ruang bersalin, ruang anak, serta incinerator (pembakar limbah rumah sakit yang ramah lingkungan).

“Kami sangat membutuhkan incinerator untuk mengolah sampah medis. Jumlah RS yang memiliki incinerator sendiri di Jawa Timur sangat minim. Selama ini, dalam pengolahan sampah medis, RSU UMM selalu menggandeng pihak ketiga. Karena itu pembangunan ruang  incinerator di RS lapangan ini akan sangat membantu,” kata Djoni.

Djoni berharap, sebelum bulan Ramadan datang, pembangunan RS ini telah rampung dikerjakan. Jangka panjangnya, ketika pandemi COVID-19 sudah mereda, RS ini akan dialihfungsikan untuk perawatan penyakit lain,  seperti HIV.

“Jadi ini akan menjadi pusat penyakit infeksi yang ada di Malang,  khususnya di Jawa Timur. Jadi ini memang rumah sakit yang tersendiri. Pembangunannya akan dimulai minggu depan,  dan hanya diberi waktu 40 hari. Pembangunan RS akan dikebut. Alat akan dibantu oleh USAID khusus yang terinfeksi. Kita sudah minta pembangunan ini sejak enam bulan yang lalu. Kita harus waspada jika sewaktu-waktu angka COVID melonjak lagi,” katanya.   (div/mat)