Masyarakat Kota Malang Diajari Penanganan dan Pencegahan Bencana
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Masyarakat Kota Malang, khususnya yang tinggal di kawasan rawan bencana, diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan kompetensi dasar dalam manenjerial kebencanaan. Mengingat, bencana bisa terjadi kapan saja tanpa bisa diprediksi.

“BENCANA bisa datang kapan saja, tidak melihat musim. Meskipun kemarau, tetap kita antisipasi bencana. Karena itu, kesiapsiagaan kali ini mengundang warga yang masuk ancaman bencana agar bisa mengantisipasi,” terang Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM, usai membuka pelatihan manajemen dasar, meningkatkan pengetahuan, dan wawasan manajemen bencana di Regent Park Hotel, Jl. Jaksa Agung Suprapto, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur, Selasa, 06 Mei 2025.

Wahyu Hidayat menambahkan, selama ini, di Kota Malang, bencana alam sering terjadi, baik banjir, longsor, gempa, dan sebagainya. “Beruntung, sudah ada sekitar 2.000 orang mendapatkan pelatihan manajemen bencana. Diharapkan, dari orang yang sudah mendapatkan pembinaan, bisa menyampaikan ke warga lainnya,” harapnya.
Tercatat, sekitar 53.000 orang yang perlu mendapatkan ilmu kesiapsiagaan bencana. Hal itu tidak harus formal. Mungkin bisa dari camat, lurah, dan sebagainya yang bisa menyampaikan kepada masyarakat. Lewat diskusi atau kegiatan di wilayah RT/RW, hingga kelurahan. “Mungkin bisa lewat sambutan di tingkat kecamatan, kelurahan saat sedang ngopi dan lainnya. Itu langkah untuk menekan, meskipun tidak dengan acara formal seperti ini,” lanjut Wahyu Hidayat.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang, Drs. Prayitno, menjelaskan, sekitar 70.000 warga di Kota Malang tinggal di lokasi rawan bencana, menyebar di 39 kelurahan dari 53 kelurahan se Kota Malang. “Masyarakat harus kita beri edukasi secara tatap muka. Kalau sosialisasi saja lewat medsos bisa masuk, di sini ada pelatihannya juga. Bagaimana cara mengamankan diri, cara menggunakan alat, dan lainnya,” terangnya.
Prayitno menambahkan, pada musim kemarau, masyarakat mengidentikkan dengan kebakaran. Hal itu lebih dekat dengan tusinya (tugas dan fungsi) damkar (pemadam kebakaran). Tetapi BPBD tetap support mendampingi damkar di tanggap bencana. “Selain itu, teman- teman yang lain bisa ikut memberikan bantuan, termasuk akses wilayah yang berpotensi kebakaran,” pungkasnya. (aji/mat)