30 Juni 2025

`

COVID-19 Goyang Ekspor Impor Kabupaten Malang

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang berlangsung sejak Maret 2020 hingga sekarang, berdampak kurang menguntungkan bagi banyak sektor. Tidak hanya kesehatan, tapi juga perekonomian. Salah satu yang dirasakan adalah menurunnya ekspor impor.

 

Kopi, jadi salah satu produk ekspor Kabupaten Malang.

 

UNTUK MENGATASINYA, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Malang, Jawa Timur,  menggelar Rapat Koordinasi dan Evaluasi Perkembangan Ekspor dan Impor Kabupaten Malang pada kondisi pandemi COVID-19, selama dua hari, 19 November 2020 dan 23 November 2020 di Hotel Santika Premiere, Malang.

Kepala Disperindag Kabupaten Malang, Dr. Agung Purwanto, MSi.

Kepala Disperindag Kabupaten Malang, Dr. Agung Purwanto, Msi, menjelaskan,  tujuan rapat koordinasi dan evaluasi ini untuk memfasilitasi para pelaku usaha yang bergerak dalam ekspor dan impor agar dapat meningkatkan produktifitasnya. Selain itu juga saling bertukar informasi guna mengatasi masalah atau kendala yang dihadapi dalam ekspor dan impor pada masa pandemi COVID-19.

“Dari hasil rapat itu diketahui, ternyata ada beberapa kendala yang dihadapi perusahaan pelaku ekspor dan impor. Di antaranya,  kurangnya kontainer pengangkut barang. Masalah ini rata-rata dialami eksportir maupun importir,” kata Agung Purwanto, Jumat (27/11/2020) pagi.

Selain terbatasnya kontainer, masih kata mantan Kepala Bagian Perekonomian Kabupaten Malang ini, mereka juga dihadapkan pada persoalan delay-nya sarana pengangkut barang. “Adanya sistem lockdown di beberapa kota besar di indonesia dan negara tujuan ekpor karena terkait COVID-19, juga menjadi masalah bagi eksportir dan importir,” terangnya.

Kopi, jadi salah satu produk ekspor Kabupaten Malang.

Namun di sisi lain, masih kata Agung Purwanto, ada juga perusahaan yang tidak terdampak COVID-19. Bahkan permintaan produk meningkat, sehingga harus merekrut banyak karyawan. Misalnya, CV Aumerita dan PT Beirdorf yang  memproduksi kebutuhan medis,  seperti plaster, obat, hansaplast, dan sebagainya.

“Jadi, dengan adanya rapat koordinasi dan evaluasi ini, di samping sebagai ajang silaturahmi,  juga sebagai jembatan antar para pelaku usaha, khususnya bidang ekspor dan impor, untuk saling bertukar informasi sekaligus menemukan solusi dalam kegiatan ekspor dan impor,” terang Agung seraya menambahkan, karena sekarang masih dalam kondisi COVID-19, rapat digelar dengan tetap melaksanakan  protokol kesehatan, seperti memakai masker, cuci tangan, menggunakan handsanitizer, serta jaga jarak.

Menurut catatan Disperindag, volume ekspor kulit Kabupaten Malang pada triwulan pertama (Januari, Pebruari, Maret) tahun 2020,  sebanyak 22.141,75 kg/pcs/L dengan nilai 318.456,08 USD.

Memasuki triwulan kedua tahun 2020 (April, Mei, Juni) —saat merebaknya COVID-19—  volume ekspor kulit  masih tinggi, sebanyak 30.043,45 kg dengan nilai 775.294,62 USD.

Pada triwulan ketiga (Juli, Agustus, September) tahun 2020,  volume ekspor kulit mulai menurun drastis, hanya menyisakan  14.053,00 kg dengan nilai 237.627,59 USD. “Untuk triwulan keempat (Oktober, November, Desember) belum ada ekspor kulit sama sekali,” kata Agung Purwanto. (bri/mat)