Berdayakan Lansia, Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat UM Gelar Prolita Camp di Sambigede
3 min readTABLOIDJAWATIMUR.COM – Tim dosen dan mahasiswa Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Malang melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di Balai Desa Sambigede, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu – Minggu (5 – 6 Juli 2025). Kegiatan yang mengusung tema “Prolita Camp: Pemberdayaan Kelompok Usia Lanjut melalui Psikoedukasi dan Pelatihan Berbasis Komunitas dalam Mewujudkan Lansia yang Produktif, Tangguh, dan Mandiri di Era Society 5.0” ini mendapat sambutan hangat dari perangkat dan masyarakat desa setempat.


SALAH seorang mahasiswa Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Malang (IKM UM) yang tergabung dalam program tersebut, Sanna Ria Purba, melalui pers rilis yang dikirim ke redaksi tabloidjawatimur.com, Senin (27/10/2025) siang, menjelaskan, latar belakang kegiatan ini berangkat dari meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia di Malang Raya, dengan proporsi lansia tertinggi di Jawa Timur.
“Survei lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar lansia di Desa Sambigede, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, mengalami berbagai permasalahan, seperti penurunan kemampuan fisik, keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan, rasa kesepian, serta kurangnya pemahaman mengenai gizi seimbang dan pemanfaatan sumber pangan lokal. Kondisi ini memperlihatkan perlunya pendekatan holistik yang tidak hanya menitikberatkan pada kesehatan fisik, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan mental, sosial, dan ekonomi agar lansia tetap dapat berdaya dan mandiri di tengah perubahan zaman,” jelas Sanna Ria Purba.

Dia menambahkan, Program Prolita Camp hadir sebagai bentuk inovasi pengabdian berbasis komunitas dengan menggabungkan kegiatan psikoedukasi dan pelatihan terapan. “Selama dua hari pelaksanaan, peserta lansia terlibat aktif dalam berbagai kegiatan yang disusun sederhana namun bermakna. Kegiatan dimulai dengan senam Tai Chi yang bertujuan menjaga kebugaran dan keseimbangan tubuh. Gerakannya yang lembut membuat para lansia dapat mengikuti dengan nyaman, sambil menikmati suasana kebersamaan yang akrab,” terang Sanna.
Selanjutnya, peserta mengikuti yoga lansia dengan gerakan yang disesuaikan dengan kemampuan fisik mereka. Melalui teknik pernapasan dan relaksasi ringan, kegiatan ini membantu mengurangi ketegangan tubuh dan memberikan rasa tenang. Para lansia tampak senang dan merasa tubuh lebih segar setelah berlatih. Kegiatan dilanjutkan dengan psikoedukasi tentang kesehatan mental, yang membahas cara mengelola stres, kesepian, dan menjaga semangat hidup di usia lanjut. Materi disampaikan secara ringan dan komunikatif, sehingga peserta mudah memahami dan berani berbagi pengalaman pribadi.

Pada aspek gizi, peserta mendapat edukasi tentang pentingnya pola makan seimbang disertai praktik langsung membuat menu sehat berbasis bahan pangan lokal. “Salah satu menu yang dipraktikkan adalah puding daun kelor lapis ubi ungu yang lembut, bergizi tinggi, dan sesuai dengan kebutuhan lansia. Peserta diajak memahami bahwa makanan sehat dapat tetap lezat, mudah dibuat, serta memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di sekitar mereka,” kata Sanna.
Selain itu, Prolita Camp juga memperkenalkan pelatihan hidroponik vertikal sebagai solusi pemanfaatan lahan sempit untuk ketahanan pangan keluarga. Metode bercocok tanam ini dirancang sederhana agar mudah diterapkan oleh lansia di rumahnya masing-masing. Peserta terlihat antusias dan beberapa menyatakan keinginan untuk mencoba menanam sayur sendiri setelah kegiatan selesai.
Kegiatan yang melibatkan tim dosen, mahasiswa, kader kesehatan, dan masyarakat ini menghasilkan modul edukasi lansia berbasis komunitas, produk pangan sehat lokal, serta model sistem hidroponik sederhana yang mudah diterapkan di lingkungan rumah tangga. Hasil kegiatan juga dikembangkan menjadi artikel ilmiah dan karya cipta yang telah mendapatkan hak kekayaan intelektual.
“Melalui Prolita Camp, Universitas Negeri Malang menunjukkan komitmen untuk terus memperkuat peran akademisi dalam pemberdayaan masyarakat berbasis ilmu pengetahuan dan empati sosial. Kegiatan ini diharapkan menjadi contoh nyata bahwa dengan pendekatan yang tepat, lansia dapat tetap menjadi pribadi yang aktif, sehat, dan bermakna di tengah perubahan masyarakat modern,” jelas Sanna Ria Purba. (iko/mat)
