2 Juli 2025

`

Balita Stunting di Kabupaten Malang Masih 8,8%

2 min read
“ Tidak dapat dipungkiri bahwa zero stunting bukanlah target yang mudah wujudkan. Namun dengan optimisme yang tinggi, semangat,  serta kerja sama dari seluruh pihak, saya meyakini cita-cita tersebut dapat kita capai bersama. ”

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Sejauh ini, Kabupaten Malang, Jawa Timur, masih belum bisa bebas dari stunting (kondisi gagal tumbuh pada anak balita —bayi di bawah 5 tahun— akibat  kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya). Nyatanya, masih terdapat 8,8% bayi stunting dari seluruh balita.

 

Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto bersama peserta Audit Kasus Stunting Tingkat Kabupaten Malang di Ruang Pinus Savana Hotel & Convention, Jalan Letjen Soetoyo No. 30-34 Malang, Kamis (21/07/2022) pagi.

 

HAL INI terungkap saat Wakil Bupati Malang, Drs. Didik Gatot Subroto, SH,MH, menghadiri Audit Kasus Stunting Tingkat Kabupaten Malang di Ruang Pinus Savana Hotel & Convention, Jalan Letjen Soetoyo No. 30-34 Malang, Kamis (21/07/2022) pagi.

Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto, memberikan arahan dalam Audit Kasus Stunting Tingkat Kabupaten Malang di Ruang Pinus Savana Hotel & Convention, Jalan Letjen Soetoyo No. 30-34 Malang, Kamis (21/07/2022) pagi.

Berdasarkan data  Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Malang tentang hasil timbang pada Februari 2022, prevalensi kasus stunting di Kabupaten Malang berada pada persentase 8,8 persen dari seluruh jumlah balita di Kabupaten Malang.

Karena itu Wakil Bupati Malang berpesan agar seluruh pihak terkait dapat saling bersinergi, utamanya dalam mewujudkan Kabupaten Malang bebas stunting. “Tidak dapat dipungkiri bahwa zero stunting bukanlah target yang mudah wujudkan. Namun dengan optimisme yang tinggi, semangat,  serta kerja sama dari seluruh pihak, saya meyakini cita-cita tersebut dapat kita capai bersama,” katanya.

Didik mengatakan, Pemerintah Kabupaten Malang akan terus berupaya menyukseskan program pengentasan stunting yang telah dicanangkan pemerintah pusat. “Untuk mencapai target yang dituju diperlukan sinergitas antara seluruh stakeholder terkait agar program-program yang telah disusun bersama dapat terealisasi secara efektif, efisien,  dan tepat sasaran,” katanya.

Ketua DPC PDIP Kabupaten Malang yang menjadi wakil bupati ini menambahkan, Pemkab Malang telah  melakukan berbagai upaya untuk percepatan penurunan stunting. Salah satunya, pendampingan calon pengantin baru melalui program ELSIMIL (Elektronik Siap Nikah dan Hamil), pendampingan ibu hamil yang  fokus pada komunikasi informasi dan edukasi gizi, pendampingan terhadap ibu bersalin dan pasca persalinan, serta pendampingan keluarga dengan balita di bawah usia dua tahun (baduta).

Saat ini sebanyak 6.132 kader TPK (Tim Pendamping Keluarga) telah mendapatkan pembekalan materi yang berguna untuk memberikan edukasi kepada pasangan siap nikah di 33 kecamatan, tersebar di wilayah Kabupaten Malang. Mereka juga bertugas  memberikan pendampingan kepada keluarga berisiko stunting dan memberikan kit siap nikah anti stunting.  Kit ini  menjadi media komunikasi, informasi,  dan edukasi cegah stunting pada program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja. (iko/mat)