20 April 2024

`

Pemkab Malang dan PCNU Peringati Hari Santri

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Pemerintah Kabupaten Malang bersama PCNU menggelar Peringatan Hari Santri Nasional 2020 di Pendopo Agung Kabupaten Malang, Kamis, (22/10/2020) pagi. Dalam kondisi pandemi COVID-19 seperti sekarang, dibutuhkan santri yang sehat untuk mewujudkan Indonesia kuat.

 

Pjs Bupati Malang Drs. Sjaichul Ghulam MM, memberikan sambutan saat peringatan hari santri.

 

Pjs BUPATI MALANG Drs. Sjaichul Ghulam MM, mengatakan, Hari Santri Nasional 2020 mengambil tema Santri Sehat, Indonesia Kuat.  “Dengan situasi pandemi seperti sekarang, dibutuhkan santri yang sehat untuk mewujudkan Indonesia kuat,” katanya.

Peringatan Hari Santri Nasional 2020 dilakukan PCNU Kabupaten Malang dan Pemkab Malang dengan menerapkan protokol kesehatan dan menggunakan media daring.

Pjs Bupati Malang Drs. Sjaichul Ghulam MM, dan Kapolres Malang AKBP. Hendri Umar. SIK. MH. merayakan hari santri.

Menurut Pjs Bupati Malang, Hari Santri Nasional diresmikan melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri. Peringatan ini dilaksanakan setiap tanggal 22 Oktober merujuk pada Fatwa dan Resolusi Jihad KH Muhammad Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945 ketika berupaya keras menghalau penjajahan kembali oleh Belanda.

“Dalam peristiwa tersebut, laskar dan pejuang santri berperan besar dalam mempertahankan proklamasi kemerdekaan bangsa,” katanya.

Sementara itu, Kapolres Malang AKBP. Hendri Umar. SIK. MH., mengatakan, nuansa santri di Kabupaten Malang sangat kuat. Hampir semua wilayah di Kabupaten Malang, berdiri pondok pesantren yang menjadi tempat mendidik, menempa akhlaq dan ilmu agama para santri. “Nuansa santrinya sangat kuat,” katanya.

Hendri Umar berharap hal ini bisa menjadi sarana bagi santri di Kabupaten Malang untuk memberikan contoh baik kepada masyarakat dengan ilmu agama dan akhlaq.

“Terlebih seperti saat ini, lewat slogan Santri Sehat Indonesia Kuat, mengartikan bahwa di tengah pandemi COVID-19, santri-santri yang tengah menuntut ilmu agama di pesantren tetap menerapkan protokol kesehatan, baik saat mengikuti pembelajaran maupun dalam kehidupannya sehari-hari,” terang Hendri Umar. (div/mat)