MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Universitas Islam Malang (Unisma), Jawa Timur, memberikan santunan kepada 1.500 yatim, di masjid Ainul Yaqin, Dinoyo, Kota Malang, Senin (08/08/2022). Kegiatan ini rutin di lakukan setiap 10 Muharam.


REKTOR Unisma, Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si, bersyukur karena Unisma beberapa waktu lalu telah mendapatkan akreditasi internasional. Akreditasi yang diraih ini bukan hal mudah, tapi kerjasama seluruh civitas. “Sebagai rasa syukur kepada Allah SWT, sekaligus sebagai rangkaian Dies Natalis Unisma ke-41, Unisma memberikan santunan terhadap 1500 anak yatim,” katanya.
Dia berharap, dengan adanya acara bermanfaat seperti ini akan menambah keberkahan bagi Unisma. Karena, sebaik-baik rumah dan kampus ialah yang di dalamnya terdapat anak yatim dan disantuni. “Sebaliknya, seburuk-buruknya rumah ialah yang di dalamnya terdapat anak-anak yatim dan ditelantarkan,” urainya.
Maskuri menjelaskan, santunan ini juga merupakan partisipasi dari para mitra, dosen, maupun karyawan Unisma. Mereka menyisihkan sebagian rezeki untuk diberikan kepada anak-anak yatim. “Semoga dengan doa para anak yatim piatu ini, Unisma ke depan semakin maju dan selalu diberkahi Allah SWT,” harapnya.

Di satu sisi, Wakil Rektor IV, Dr. Ir. Hj. Istirochah Pujiwati, MP, menyampaikan, dua tahun ini ada tambahan santunan yatim yang diberikan. “Biasanya yang kami berikan 1.000. Kali ini bertambah menjadi 1.500. Hal tersebut didasari arahan pak rektor sehingga bisa ekspansi lebih luas ke luar daerah,” ujarnya.
Sebanyak 1.500 anak yatim yang dibantu ini terbagi menjadi dua gelombang, dengan presentasi 1045 hadir langsung di masjid kampus Ainul Yaqin, Senin (08/08/2022). Sementara 455 dibagikan Rabu (03/08/2022) yang lalu di daerahnya masing- masing, karena keterbatasan tempat dan waktu.
Anak yatim ini dihimpun dari berbagai lembaga kesejahteraan anak, meliputi 35 panti asuhan, 9 lembaga, 5 sekolah, dan anak yatim yang dibina 2 masjid. “Kota Malang ada 10 wilayah, di antaranya dari Mergosono, Ciptomulyo, Kebonsari, Sawojajar, Bandulan, Sukun, dan sebagainya. Dari Kabupaten Malang ada dari Singosari, Tumpang, Donomulyo, Wagir, Karangploso, dan sebagainya. Dari luar Malang Raya ada dari Lumajang dan Pasuruan,” pungkasnya.
Sementara, Izam (7 tahun), salah satu peserta dari Surabaya yang telah menjadi santri di Panti Asuhan Al-Ikhlas, Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, dua tahun ini, senang bisa diundang ke Unisma “Senang mas, karena dapat makan enak, dapat uang dan dijak numpak mikrolet. Insyallah uangnya mau saya buat berenang di kolam Kendedes, Singosari,” jelas anak kelas 1 SD ini. (div/mat)