2 Juli 2025

`

Mahasiswa UMM Ciptakan Teknologi Pemeliharaan Jembatan

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Prihatin dengan pengelolaan jembatan di Indonesia, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan teknologi  pemeliharaan jembatan berbasis pengelolaan citra. Alat yang diberi nama Smart Cam Bridge ini dibuat Alifia Oriana Prabaswara dalam rangka mengikuti lomba Internasional Science Technology and Engineering Competition (ISTEC) 2021.

 

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan teknologi pemeliharaan jembatan berbasis pengelolaan citra. Alat yang diberi nama Smart Cam Bridge ini dibuat Alifia Oriana Prabaswara dalam rangka mengikuti lomba Internasional Science Technology and Engineering Competition (ISTEC) 2021.

 

KOMPETISI yang diadakan secara daring beberapa waktu lalu tersebut diikuti peserta dari 20 negara.  Hasilnya, Alifia mampu mengalahkan peserta lain dan menyabet juara kedua dalam kompetisi itu.

Saat ditemui belum lama ini, Alifia mengungkapkan, jembatan merupakan jalur yang krusial, karena menghubungkan daerah satu dengan yang lain. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak jembatan, namun proses pemeliharaannya kurang maksimal. Oleh karenanya, Alifia menciptakan Smart Cam Bridge tersebut.

Alifia Oriana Prabaswara.

“Teknologi pemeliharaan jembatan melalui pengelolaan citra masih belum ada. Di luar negeri, teknologi pengelolaan citra baru digunakan pada bidang medis, seperti pendeteksi kanker kulit. Padahal teknologi ini dapat digunakan secara cepat dan tepat pada bidang lain,” ujarnya.

Mahasiswa asal Malang Jurusan Teknik Sipil ini menjelaskan cara penggunaan teknologi ini. Pertama, pengguna harus memotret jembatan yang akan diulas. Selanjutnya foto dimasukan ke Matrix Laboratory (MATLAB) untuk diolah secara menyeluruh. Usai diolah, hasil akan segera didapat.

“Untuk saat ini, Smart Cam Bridge hanya bisa digunakan pada jembatan baja saja. Kemarin saya melakukan uji coba dengan batang besi yang diberi beban. Informasi yang dihasilkan cukup membantu untuk mengetahui kondisi besi tersebut,” ungkap anak sulung tersebut.

Alifia berharap, nantinya ia bisa bekerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum untuk melakukan upaya preventif untuk mencegah kerusakan jembatan. Apalagi banyak jembatan yang tiba-tiba roboh dan mengganggu kegiatan warga. “Saya ingin alat ini terus dikembangkan dan diuji coba pada jembatan baja sungguhan. Saya juga berharap alat ini dapat digunakan untuk model jembatan yang lain namun dengan metode yang sama,” pungkasnya. (div/mat)