Site icon `

Camat Jabung: Pemerintah Desa Harus Inovatif, Jangan Selalu Sewakan Bengkok

WhatsAppFacebookGmailCopy LinkTwitterShare

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Para kepala desa di Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, Jawa Timur, disarankan agar tidak selalu menyewakan tanah bengkok (tanah kas desa) kepada pihak lain. Namun harus melakukan inovasi agar tanah bengkok tersebut punya nilai lebih besar dibandingkan disewakan.

 

Petani di Jabung panen padi.

 

Camat Jabung, Hadi Cipto.

HAL INI disampaikan Camat Jabung, Hadi Cipto, saat ditanya inovasi yang dilakukan Pemerintah Desa Sidorejo yang melakukan kerjasama dengan salah satu produsen pupuk organik dengan cara  menanam bibit padi di atas lahan bengkok seluas kurang lebih setengah hektar.

“Jadi, Pemerintah Desa Sidorejo bersama Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) melakukan kerjasama dengan salah satu produsen pupuk organik. Kerjasamanya itu dalam bentuk menanam padi dengan bibit sentani menggunakan pupuk organik. Jika selama ini satu hektar bisa menghasilkan  gabah sekitar 7 – 8 ton, dengan kerjasama ini, produsen pupuk menjamin bisa menghasilkan 10 ton per hektar,” kata Hadi Cipto, Jumat (31/01/2020) siang.

Anggota Koramil Jabung, mahasiswa dan petani di Jabung kompak mengembangkan pertanian agar dapat swasembada.

Hadi Cipto menambahkan, melalui program Dewi Sri (Desa Wisata Sidorejo Indah) dengan konsep wisata pertanian dan lingkungan, diharapkan produksi padi di desa ini lebih meningkat. “Sebab, dari hasil pengamatan teman-teman dari BPP (Balai Penyuluh Pertanian) Kecamatan Jabung, ternyata potensi pertanian di Sidorejo sangat bagus. Airnya pun melimpah, sehingga sangat tepat jika program ini dikembangkan di desa ini,” jelasnya.

Hanya saja, sebagai percontohan, untuk sementara, lahan yang dipakai kerjasama baru setengah hektar sebagai demp;ot (demontration plot), yakni suatu metode penyuluhan pertanian kepada petani, dengan cara membuat lahan percontohan, agar petani bisa melihat dan membuktikan terhadap objek yang didemontrasikan. “Bila berhasil, bukan tidak mungkin lahannya akan diperluas,” tegas Hadi Cipto.

Sementara itu, dalam kerjasama ini, pemerintah desa setempat juga melibatkan Koramil Jabung dan aliansi mahasiswa. Belum lama ini, mereka  melakukan  ubinan untuk  mengukur hasil panen dengan tujuan swasembada beras  nasional.

“Alhamdulillah, teman-teman dari BPP mengundang kami dan Aliansi Mahasiswa Indonesia Timur untuk bersosialisasi. Giat ubinan ini bertujuan untuk swasembada nasional,” kata anggota Koramil 0818/23 Jabung,  Pelda Cece Supriatna di lokasi pertanian, Rabu (29/01/2020) siang.

Metode ubinan  adalah salah satu metode dalam dunia pertanian untuk mengetahui perkiraan jumlah hasil pertanian yang akan didapat pada saat panen. “Ubinan dapat diterapkan pada budidaya tanaman padi dengan cara sederhana. Kitu cukup mengukur beberapa meter untuk dijadikan tolok ukur atau perwakilan dari jumlah hasil per petak sawah yang ingin kita ketahui hasilnya. Jadi, dengan metode pengubinan ini, petani akan mengetahui perkiraan hasil panen padi mereka sebelum di petik seluruhnya,” terang Cece.  (roz/mat)

WhatsAppFacebookGmailCopy LinkTwitterShare
Exit mobile version