Waspadai, Oro oro Dowo – Jodipan Rawan Longsor
2 min read
MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Direktur Perum Jasa Tirta (PJT) I, Raymond Valiant Ruritan, mengingatkan masyarakat yang tinggal di kawasan sempadan Sungai Brantas, terutama mulai daerah Oro-oro Dowo sampai Jodipan (Kota Malang, Jawa Timur), agar waspada dan berhati-hati. Sebab, kawasan ini rawan longsor. Begitu juga di beberapa daerah lain yang ada di Sungai Bango, Amprong, dan Metro.
“YANG TELAH terlanjur bermukim di sana, perlu meningkatkan kewaspadaan. Jika rumah sudah mulai ada retakan, itu mengindikasikan adanya pergerakan tanah. Berarti itu rawan longsor,” kata Direktur Perum Jasa Tirta (PJT) I, Raymond Valiant Ruritan, Kamis (28/01/2021) siang.
Ia menghimbau warga yang akan membeli rumah maupun apartemen di daerah sempadan/dekat sungai, perlu hati-hati. “Pastikan jaminan keamanan yang menjadi kewajiban developer atau pengelola apartemen itu tersedia,” terangnya seraya menambahkan bencana longsor menjadi ancaman hulu Sungai Brantas, khususnya di wilayah Kota Malang.
Menurut catatan Jasa Tirta, selama Januari 2021, telah terjadi 22 longsor di Kota Malang. Seluruhnya terjadi di sempadan sungai. Tanggal 18 Januari 2021, terjadi longsor di JI. Sadang, Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Dalam peristiwa ini, satu warga menjadi korban, karena tenggelam di Sungai Bango.
Menurut Raymond Valiant Ruritan, kondisi geografis dan geologi Kota Malang perlu diwaspadai. “Malang berada di lokasi perbukitan. Sebagian besar tanahnya dari hasil pelapukan material erupsi di masa silam, sehingga tanah mudah tererosi oleh air. Mudah longsor saat jenuh, dan dibebani aktivitas manusia di atasnya,” terangnya seraya mengingatkan intensitas hujan di tahun 2021 masih tinggi, sehingga rawan longsor, terutama di sempadan empat sungai besar di Kota Malang, yakni Brantas, Bango, Amprong, dan Metro. (aji/mat)