Waspada! Bencana Alam Ancam Kabupaten Malang
3 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Terletak di gugusan jalur berapi dan gempa, Indonesia dalam sejarahnya sangat lekat dengan bencana alam, baik dalam skala besar maupun kecil, untuk itu menurut Kepala Badan Penangulanggan Bencana (BPBD) Kabupaten Malang, Bambang Istiawan, masyarakat Indonesia khususnya Kabupaten Malang harus siap sedia terhadap terjadinya bencana alam.

DITEMUI di kantornya, Bambang mencontohkan berbagai peristiwa bencana alam gempa bumi yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat dan Palu, Donggala, Sulawesi Tenggah, yang mengakibatkan ribuan orang harus kehilangan nyawa. “Kita ini hidup di daerah rawan bencana, secara geologis negara kita ada di gugusan ring of fire dan daerah gempa, makanya kita harus waspada, apalagi masyarakat Kabupaten Malang,” terangnya, Senin (22/10/2018).
Tanpa berusaha menakuti lanjut Bambang, Kabupaten Malang mempunyai potensi bencana yang lengkap.”Coba lihat, daerah kita perpaduan antara pegunungan dan lautan, kita ada di pertemuan sesar benua eurasia dan indoaustralia, belum lagi jalur gunung berapi, jadi mulai gunung meletus, gempa bumi, tsunami, tanah longsor dan banjir, semua jenis bencana alam bisa terjadi Kabupaten Malang. Belum lagi bencana non alam, akibat industri, itu juga berpotensi terjadi, karena ada industri kimia di Kabupaten Malang,”papar Bambang.
Dengan tingginya potensi bencana yang dimiliki Kabupaten Malang, maka menurut Kepala BPBD Kabupaten Malang sudah selayaknya dan semestinya masyarakat bersikap awas, tanggap dan peduli terhadap bencana. “Sekali ini bukan untuk menakuti, tapi masyarakat harus tahu dan mengerti bahwa daerah yang mereka tempat tinggali rawan bencana. Dengan sikap awas, tanggap dan peduli terhadap bencana, jika suatu saat terjadi bencana, mereka paham apa yang harus dilakukan, tidak panik dan berpikir jernih untuk menyelamatkan diri, keluarga dan masyarakat,”bebernya.
Menurut mantan Kasat Pol PP Kabupaten Malang, sangat penting untuk tidak panik ketika terjadi bencana. “Karena menurut data BNPB (Badan Nasional Penangulanggan Bencana-red) dan lembaga survey internasional di bidang kebencanaan, 35 persen korban bencana alam selamat, karena upayanya sendiri untuk menyelamatkan diri. Kita tim penolong kan baru datang beberapa saat setelah kejadian,”tegas Kepala BPBD Kabupaten Malang.
Memang untuk menumbuhkan sikap dan pemahaman harus lewat pemahaman dan sosialiasi yang tidak kunjung berhenti. “Memang idealnya sejak usia dini, bahkan harusnya sudah dimasukan dalam kurikulum sekolah, diajarkan bagaiamana mengenali potensi bencana, dan bagaimana upaya penyelamatan diri sendiri, keluarga, teman dan masyarakat, agar ketika terjadi bencana kita tidak gagap menghadapinya. Memang bencana adalah musibah, namun bisa diminimalisir resiko atau korban jika kita sedari awal sadar dan tahu apa yang harus kita perbuat,”ujar Bambang.
Pihak BPBD Kabupaten Malang menurut Bambang, tidak pernah berhenti untuk melakukan sosialisasi. “Kita tidak pernah lelah untuk melakukan sosialisasi, baik secara langsung maupun lewat media, masyarakat bisa mengakses www.bnpn.go.id disana ada panduan lengkap tata cara penyelamatan diri saat terjadi bencana. Selain itu kita juga melakukan diskusi dengan multi pihak seperti pusat studi kebumian Universitas Brawijaya, LSM, pemerhati bencana dan lainnya, agar apa? Supaya bisa terbentuk masyarakat yang harmonis, yang awas, tanggap dan peduli terhadap bencana,”ungkapnya.
Pun nanti jika terjadi bencana, BPBD Kabupaten Malang menghimbau agar masyarakat tidak perlu resah. “Jangan resah atau panik, percayalah pemerintah bisa menanggulangi,” kata Bambang Istiawan.
Pemkab Malang seperti diakui Bambang, selama ini telah bekerja sama dengan pihak ketiga untuk penyediaan logistik jika seandainya terjadi bencana. Begitu juga untuk penangulanggan korban, BPBD Kabupaten Malang mengaku telah berkerja sama dengan berbagai rumah sakit yang ada di Malang Raya. Bahkan untuk mempernudah jalur evakuasi dan distribusi sarana insfrastruktur telah seperti jalan dan jembatan telah dibenahi. “Itu programnya Pak Bupati (Dr. H. Rendra Kresna-red), sudah sejak tahun lalu beliau meminta agar akses jalan dan jembatan ke daerah yang berpotensi tinggi terjadi bencana di muluskan. Itu sangat penting jika nanti terjadi bencana, akses kita mendekati daerah yang terkena bencana tidak sulit,”pungkas mantan Camat Sumbermanjing Wetan. (diy)