14 November 2024

`

Warga Binaan Lapas Malang Diajari Keterampilan Bisnis

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas 1 A Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, diajari sejumlah keterampilan. Harapannya, setelah keluar dari lapas, mereka bisa membuka usaha sendiri dan tak terjerumus ke lembah hitam.

 

Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas 1 A Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, diajari membuat makanan. Harapannya, setelah keluar dari lapas, mereka bisa membuka usaha sendiri dan tak terjerumus ke lembah hitam.

 

KEPALA Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Malang, Heri Azhari, SH, MH, menerangkan, di Lapas Kelas I Malang ada 17 pelatihan kemandirian keterampilan bakat minat. Di antaranya, laundry, melukis, budidaya jamur, bertani, bengkel, kerajinan, potong rambut, dan sebagainya. “Ini untuk bekal keahlian jika nantinya sudah bebas dan kembali ke masyarakat,” katanya, Senin (02/01/2023).

Heri Azhari menambahkan, minat dan bakat itu bisa diikuti seluruh warga binaan, tanpa seleksi khusus. “Sebelumnya hanya ada sekitar 13 sub minat dan bakat, kemudian kita perbanyak supaya WBP lebih banyak pilihan untuk mengikuti keterampilan,” terangnya.

Salah seorang Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas 1 A Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, praktek membuat tahu telot.

Menurutnya, dengan berbagai pelatihan keterampilan itu, penting untuk membangkitkan semangat dan optimisme para WBP, terutama dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sebagai bekal ketika bebas. “Jika punya keterampilan, dharapkan memudahkan mendapat pekerjaan atau membuka usaha sendiri,” harapnya.

Untuk itu, Lapas Malang bekerjasama dengan beberapa lembaga pelatihan keterampilan. Bahkan sampai akhir 2022, telah memberikan sertifikat kepada 360 WBP. “Jumlah WBP 3.166. Sekitar 600 di antaranya masih berstatus tahanan. Sekitar 700 – 800 orang ikut pondok pesantren. Sisanya kita arahkan dan dorong untuk minat dan bakat,” katanya.

Heri menerangkan, di New Pojok Kuliner misalnya, para WBP dilatih membuat beragam makanan dan minuman. Seperti tahu telor, nasi goreng, kwetiaw goreng, onde-onde, minuman kopi, dan lainnya. “Biji kopinya berasal dari Malang, Bali, dan Aceh. Selanjut kita roasting (penggilingan) sendiri, dengan menyortir dulu biji kopinya,” jelasnya.

Dalam minat dan bakat, juga ada budidaya jamur tiram. Setiap hari bisa menghasilkan sekitar 30 kilogram dan dipasarkan ke sejumlah warung makan. “Yang penting para WBP bisa teruji dan tidak kalah dengan yang di luar,” tegasnya. (div/mat)