Wali Kota Malang : Pemimpin Yang Baik Adalah Pemimpin Yang Bertanggung Jawab
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bertanggung jawab. Tidak hanya kepada warga yang dipimpin, tapi juga kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Selain itu juga harus disliplin, berkomitmen memberikan pelayanan, bahkan meniatkan pelayanan dengan ibadah sebagai ajang dakwah.
PESAN ini disampaikan Wali Kota Malang, H. Sutaji, saat menutup Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Angkatan VI dan VII BPSDM Provinsi Jawa Timur, yang diselenggarakan Pemerintah Kota Malang di ruang Mahameru, Hotel Aria Gajayana, Kota Malang, Senin (28/08/2023) siang. “Jadilah pemimpin yang takut sama Allah. Karena kita kelak ditanya dan dimintai pertanggungjawaban. Apa yang dilakukan, harta darimana yang dimakan. Ini penting,” katanya.
Dalam kesempatan itu, wali kota juga mengingatkan peserta agar bisa menjadi contoh dan penutan yang baik. “Sebagai pemimpin harus menjadi panutan dan teladan yang baik, terutama untuk bawahannya. Tidak mencampuradukkan urusan luar kantor dengan urusan dalam kantor,” pesannya.
Ia pun sempat bertanya langsung kapada peserta pelatihan apakah siap menjadi contoh panutan. Saat itu, para peserta menjawab siap. Namun, kata wali kota, contoh yang baik adalah melalui perbuatan langsung, tidak sekedar ucapan. “Pemimpin yang baik adalah yang bertanggung jawab. Tidak hanya kepada warga yang dipimpin, tapi juga kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,” tegasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, sebagai ASN harus beryukur, karena tidak semua orang mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan kepemimpinan ini. Karena secara literasi, wawasan pasti bertambah. “Saya harapkan, bukan hanya bertambahnya literesi, namun harus pada perubahan perilaku. Potensi diri sudah ada, harus dimaksimalkan, harus mau,” pungkasnya.
Menurut Kabid Pengembangan Kompetensi dan Profesi BPKSDM Kota Malang, Dr. Verry Andriyono, pelatihan diikuti seluruh eselon. Dalam pelatihan, peserta mendapatkan materi in class dan off class. Berisikan materi pembelajaran integritas, wawasan kebangsaan, kepemimpinan, dan implementasi perubahan.
“Peserta diminta membuat progam dan praktek di lapangan. Setelah praktek, dirancang dan dibuktikan secara empiris di masyarakat dengan seminar akhir sebagai finalnya,” terang Verry Andriyono seraya menambahkan, dari pelatihan ini diharapkan dapat menghasilkan jiwa kepemimpinan dan kenegaraan yang tinggi bagi ASN. (aji/mat)