Site icon `

UTBK di UM Lancar, Satu Peserta Terlambat

WhatsAppFacebookGmailCopy LinkTwitterShare

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasar Tes (UTBK-SNBT) di Universitas Negeri Malang (UM), Jawa Timur, Senin (08/05/2023) nyaris tak ada kendala. Hanya satu peserta yang terlambat datang, namun tetap diijinkan mengikuti ujian.

 

Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasar Tes (UTBK-SNBT) di Universitas Negeri Malang (UM), Jawa Timur, Senin (08/05/2023) nyaris tak ada kendala. Hanya satu peserta yang terlambat datang, namun tetap diijinkan mengikuti ujian.

 

REKTOR UM, Prof. Hariyono, menjelaskan, pelaksanaan tes  berjalan lancar tanpa halangan berarti. “Kami harap peserta bisa mengerjakan tes itu hingga lulus. Kami juga ingin UM bisa melakukan seleksi dengan maksimal. Kalau kami memperoleh mahasiswa berkualitas, tentunya potensi untuk mengembangkan keilmuan akan lebih baik. Kami benar-benar ingin mencari mahasiswa yang qualified. Apalagi dengan 29 ribu peminat UM, yang diterima sekitar 2.400 mahasiswa,” katanya.

Rektor UM, Prof. Hariyono, meninjau pelaksanaan UTBK di kampus setempat, Senin (08/05/2023) pagi.

Dalam pantauannya, terdapat  satu peserta UTBK yang terlambat.  Namun peserta yang  terlambat  sebelum batas yang ditentukan  itu  masih bisa mengikuti tes. “Namun jika melebihi batas, maka peserta tidak diperkenankan ikut tes. Toleransi keterlambatan sampai pelaksanaan simulasi. Kalau simulasi sudah dilakukan, maka peserta tidak bisa ikut, karena bisa mengganggu yang lain,” terang rektor.

Terkait fasilitas UTBK-SNBT di UM,  menurut Hariyono   sudah cukup memadai, sehingga  tahun ini UM menggelar UTBK tanpa melibatkan fasilitas kampus lain seperti tahun sebelumnya.

Terkait antisipasi kecurangan, pihaknya telah membekali para pengawas dengan pengetahuan pola-pola kecurangan.  “Jadi,  petugas teknis dan pengawas sudah kami bekali pola- pola atau kecenderungan kecurangan atau joki. Itu sudah kami sampaikan minggu lalu sehingga potensi kecurangan diawasi dengan ketat,” katanya.

Bahkan menurutnya, pengawas juga akan mencatat setiap gerak gerik peserta, karena panitia sudah  menyiapkan CCTV di tiap ruangan untuk mengantisipasi adanya kecurangan. “Sehingga kemungkinan peserta menggunakan joki atau kecurangan bisa kami antisipasi,” tegasnya.

Disinggung  terkait pengaman oleh aparat kepolisian, Prof Hariyono menjelaskan, aparat keamanan tetap ada, tetapi harus di luar ruangan. UM ingin agar para pengaman juga sadar bahwa seleksi ini  tidak sampai menakuti calon mahasiswa. “Apalagi ada tes seleksi yang memungkinkan aparat membawa senjata api atau yang lain,  itu kita sudah sampaikan tidak ada. Kalau nanti ada kecurangan, yang bersangkutan nanti kita ajak ke ruang pengawas, kemudian yang bersangkutan kita konfirmasi. Kalau terbukti baru dibawa ke aparat keamanan,” ujar Prof Hariyono. (div/mat)

WhatsAppFacebookGmailCopy LinkTwitterShare
Exit mobile version