20 April 2024

`

UIN Maliki Tuan Rumah ADIA se Indonesia

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM- Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang, Jawa Timur, menjadi tuan rumah pertemuan Forum Asosiasi Dosen Ilmu-Ilmu Adab (ADIA) se Indonesia sekaligus 3rd Annual Internasional Conference on Language, Literatur and Media (AICOLLIM) secara daring, Rabu (15/09/2021).

 

Sejumlah peserta mengikuti pertemuan Forum Asosiasi Dosen Ilmu-Ilmu Adab (ADIA) se Indonesia sekaligus 3rd Annual Internasional Conference on Language, Literatur and Media (AICOLLIM) secara daring, Rabu (15/09/2021).

 

DIREKTUR Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kemenag, Prof. Suyitno yang membuka kegiatan tersebut menegaskan, kegiatan serupa harus dikawal dengan baik sebagai bagian dari tradisi akademik yang relevan dengan kebutuhan zaman. “Tantangan kajian terkait tiga hal yang dibahas Fakultas Adab dan Humaniora menjadi penting dalam perguruan tinggi, apalagi dalam perkembangan revolusi industri seperti sekarang,” katanya.

Rektor UIN Malang, Prof. Zainuddin memberikan apresiasi kepada Forum Asosiasi Dosen Ilmu-Ilmu Adab (ADIA) se Indonesia, karena forum ini penting untuk mengupas tiga hal yang saling berkaitan, yakni bahasa, sastra, dan media.

Suyitno menjelaskan, seperti revolusi industri 1.0, guru/dosen menjadi sumber utama dari segala informasi utama. Kemudian 2.0 beralih pada kuatnya regulasi dan respon publik terhadap pendidikan. Revolusi 3.0 pendidikan ditandai dengan teacher as fasilitator. “Sedangkan pada 4.0, dosen bukan hanya fasilitator, tapi juga harus jadi pembelajar. Karena pusat pendidkan sudah pada media. Peran media sebagai sumber belajar yang oenting dalam konteks industri 4.0,” jelasnya.

Dalam kegiatan tersebut Rektor UIN Malang, Prof. Zainuddin memberikan apresiasi kepada forum tahunan ini. Sebab, forum tersebut dirasa penting untuk mengupas tiga hal yang saling berkaitan, yakni bahasa, sastra, dan media. “Ketiga kesatuan ini tak bisa dipisahkan. Bagaimana era 4.0 ini kita sudah diharapkan menjadi internet of changes dimana segala sesuatunya menggunakan internet. Termasuk kuliah dan konferensi,” katanya

Menurut rektor, forum AIDA ini tepat untuk mendiskusikan bagaimana menggunakna bahasa yang baik, belajar dari sastrawan untuk menggunakan bahasa yang indah. Terlebih media, juga punya peran besar dalam membangun citra Indonesia. “Untuk itu saya berharap forum ini dapat menghasilkan rumusan yang baik dan memberikan manfaat,” harapnya..

Ketua AIDA, Dr. H. Barsihannor menjelaskan, sejatinya kegiatan yang diadakan selama dua hari ini, seharusnya digelar tahun 2020. Namun harus tertunda lantaran merebaknya pandemi COVID-19. Kendati demikian pihaknya tetap optimis forum diskusi ini dapat menghasilkan berbagai gagasan yang bermanfaat untuk menyongsong revolusi industri 5.0.

“Ini salah satu upaya kita membentuk kekuatan, menggali gagasan dan membangun networking seluas-luasnya. Sekaligus dalam dua hari kedepan juga menjadi upaya evaluasi segenap kegiatan yang telah dilaksanakan dan mengagendakan program yang relevan di masa mendatang,” ujarnya kepada lebih dari 200 peserta yang mengikuti kegiatan itu. (div/mat)