UB Dapat Dana Hibah Rp 81 Miliar Dari Uni Eropa
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur, menerima dana hibah dari Uni Eropa senilai 4.98 juta Euro, setara dengan Rp 81 miliar. Dana ini akan digunakan untuk pembangunan laboratorium riset dan pelayanan penyakit infeksius, seperti ruang isolasi, rawat darurat, dan rawat jalan Rumah Sakit Universitas Brawijaya (RSUB).
HAL INI disampaikan Prof.Dr.Ir. Moch Sasmito Djati, MS, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama Universitas Brawijaya saat mendampingi Duta Besar Uni Eropa, H.E. Vincent Piket di RSUB dan di Gedung Rektorat Universitas Brawijaya, Rabu (01/02/2023).
Sasmito menyebut, selain menerima hibah dari Uni Eropa, UB juga menerima soft loan dari KfW selaku wakil dari Pemerintah Jerman senilai 37 juta euro atau sekitar Rp 600 miliar. “Khusus anggaran hibah ini akan digunakan untuk mendukung penelitian mengenai penyakit infeksius di Universitas Brawijaya dan RSUB,” jelasnya.
Sasmito menambahkan, program ini telah ditandatangani sejak tahun lalu. “Pada awalnya memang untuk Covid-19. Namun kami percaya Covid hanya salah satu dari sekian banyak jenis penyakit infeksius. Jadi tetap penting artinya untuk kita melakukan penelitian lebih lanjut. Ini juga sebuah kesempatan penting untuk pengembangan rumah sakit kita dan bisa dimanfaatkan dengan baik,” jelasnya.
Sementara itu, kunjungan Dubes Uni Eropa ke RSUB ini untuk melihat perkembangan implementasi kerjasama antara UB dan EU yang juga disalurkan melalui KfW. “Kehadiran saya di sini untuk melihat bagaimana perkembangan kerjasama dan berkontribusi kepada pemerintah Indonesia dalam rangka meningkatkan infrastruktur kesehatan dan pendidikan, sekaligus untuk bersiap menghadapi kemungkinan pandemik di masa depan,” terang Duta Besar Uni Eropa, H.E. Vincent Piket.
Vincent menambahkan, hibah ini merupakan program yang unik. Karena ini merupakan kerjasama Uni Eropa dan Pemerintah Indonesia. “Kami bangga bisa berkontribusi bagi Universitas Brawijaya, ” imbuhnya.
Menurut Dr. dr. Viera Wardhani, M.Kes, selaku Project Coordinator untuk Rumah Sakit Universitas Brawijaya, program ini tidak hanya untuk membangun fasiiltas kesehatan, namun juga untuk menunjang proses akademik di Universitas Brawijaya.
“Di tiap area di RSUB, direncanakan ada ruang pembelajaran dan teknologi kedokteran yang memungkinkan fungsi pelayanan dan pembelajaran mahasiswa tetap berjalan tanpa mengesampingkan hak-hak pasien. Sehingga pelayanan kepada pasien tetap dijalankan secara profesional namun tidak mengesampingkan tujuan Pendidikan,” jelasnya.
Tidak hanya untuk RSUB, program ini juga mencakup pemenuhan peralatan medis di Rumah Sakit Gigi dan Mulut milik Fakultas Kedokteran Gigi. “Saat ini sedang proses penyelesaian 4 lantai. Harapannya, di akhir tahun ini sudah selesai dan peralatannya sudah bisa dipenuhi,” pungkas Viera. (div/mat)