Tokoh Muda, Bongkar Rahasia Sukses Bisnis di Depan Jurnalis
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Asandra Salsabila, selaku tokoh muda Kota Malang sekaligus konsultan data, sampaikan masa depan ekonomi kreatif Kota Malang, saat diskusi Uji Kompetensi Wartawan (UKW) PWI Malang Raya, kemarin.
ASANDRA yang berpengalaman di sejumlah perusahaan di Ibukota, membandingkan Kota Malang dengan DKI Jakarta. Di Kota Malang, pelaku usaha belum sepenuhnya memaksimalkan aplikasi big data, dalam menjalankan Ekraf.
“Di Jakarta, bisnis food and beverage (FnB) sudah main aplikasi big data. Mereka sangat berkembang dari sisi teknologi. Di Kota Malang, antusias perkembangan teknologi sangat tinggi. Jadi ini potensi,” terang Asandra.
Menurutnya, memanfaatkan data pertumbuhan ekraf di Kota Malang bisa lebih maksimal. Pelaku Ekraf harus berteman dengan teknologi. Seperti kecerdasan buatan atau Artificial Intelligent (AI).
“Bisa dimanfaatkan untuk memajukan ekraf. Apalagi ekraf potensi besar di Kota Malang. Hadirnya teknologi itu memudahkan,” lanjutnya.
Di Jakarta, pelaku star up perusahaan perintis, mudah bertemu dengan investor. Karena Jakarta mendukung sebagai pusat bisnis. Paling utama, mengubah pola pikir. Modal memulai usaha tidak harus besar, atau bersumber pada modal pribadi.
Sementara itu, pemerintah Kota Malang menyadari, menjadi Kota memiliki potensi sektor ekonomi kreatif. Bahkan telah menyediakan Gedung Malang Creative Centre, di Blimbing, Kota Malang. Tempat tumbuh kembangnya, 17 sub sektor ekraf di Kota Malang.
Komite Eksekutif Indonesia Creative Cities Network (ICCN) Vicky Arief Herinadharma mengatakan, kehadiran MCC menjadi momentum kebangkitan ekonomi kreatif.
“Kami menjadikan MCC sebagai creative hub, research dan development center, serta rumah bersama. Menumbuhkan budaya kreatif menuju kreativitas dalam berserikat, bermartabat dan bermufakat,” terang Vicky. (aji)