17 Januari 2025

`

Terlibat Korupsi, Dua Dosen Universitas Malang Dijemput di Kampus

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Dua orang dosen Universitas Negeri Malang (UM), Jawa Timur, Andoyo (Pejabat Pembuat Komitmen) dan Abdullah Fuad (Ketua Panitia Lelang), dalam paket pekerjaan Laboratorium MIPA UM, dieksekusi ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas 1 Lowokwaru, Malang oleh Kejaksaan Negeri Malang, Rabu (18/07/2018) malam, sekitar pukul 18.30 WIB.

 

 

Kampus Universitas Negeri Malang.
Kampus Universitas Negeri Malang.

 

Mantan Rektor UM, Suparno.

KEDUANYA menjadi terpidana dugaan korupsi pengadaan peralatan Laboratorium UM beberapa tahun lalu. Akibat kejadian ini, negara dirugikan sekitar Rp 14 miliar lebih. Bahkan, keduanya sudah divonis hukuman penjara 4 dan 6 tahun.

Kepala Kejaksaan Negeri Kota Malang, Amran Lakoni, SH, menjelaskan, keduanya memang sudah divonis Pengadilan Negeri Malang. Namun, masih melakukan upaya hukum selanjutnya,  berupa peninjauan kembali (PK).

Kajari Kota Malang, Jawa Timur, Amran Lakoni,SH, menunjukkan foto dua orang dosen Universitas Negeri Malang saat dieksekusi.

“Kemarin,  kami melakukan penjemputan di kampus. Sebenarnya, tidak hanya 2 orang itu yang kami jemput. Namun, dapatnya masih 2 orang,” tutur Amran, Kamis (19/07/2018) di kantornya.

Ia mengaku, penjemputan itu dilakukan setelah sebelumnya dilakukan pemanggilan. Namun karena tidak datang, akhirnya dijemput.

Saat dikonfirmasi, Wakil Rektor 2 UM, Wahyudi, mengaku kaget dengan penjemputan yang dilakukan oleh Kejaksaan. “Saya kaget saja, karena merasa tidak ada informasi kelembagaan. Ya, kami taat hukum, tidak menghalangi,” tuturnya.

Sementara itu, mantan Rektor UM yang saat itu menjabat, Suparno, mengaku prihatin atas kejadian tersebut. Menurutnya, kejadian itu seperti apes, mengingat, dirinya merasa ada juga yang mendapatkan paket proyek serupa selain UM.

“Ini mungkin apes ya, mengingat ada juga kampus lain yang mendapatkan paketan serupa. Namun kejadian ini semoga tidak mengganggu stabilitas kampus. Karena saya yakin, kalau ada masalah, mungkin dari non UM, karena panitia pekerjaan sudah berjalan sebagaimana mestinya,” tuturnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, ia pun mengaku kaget, kok ada selisih perhitungan biaya paketan pekerjaan. Mengingat, semua harga sudah sebagaimana mestinya. (ide)