MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Keterlibatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) bersama sejumlah pengusaha IKM (Industri Kecil Menengah) Kabupaten Malang, Jawa Timur, dalam JOGJA EXPO 2020, 6 – 9 November 2020 di Malioboro Mall Yogyakarta, tidak sia-sia. Nyatanya, stand Kabupaten Malang menjadi terbaik kedua dalam expo tersebut.

“ALHAMDULILLAH, dalam expo ini, stand Kabupaten Malang terpilih menjadi stand terbaik kedua. Kami sangat bersyukur, karena selain banyak produk pengusaha IKM Kabupaten Malang yang laku dalam pameran ini, stand kita juga terpilih menjadi yang terbaik kedua,” kata Kepala Disperindag Kabupaten Malang, Dr. Agung Purwanto, MSi, Rabu (25/11/2020) siang.

Agung menjelaskan, pada pameran yang dihelat dalam rangka menyemarakkan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Yogyakarta ke-264 tahun sekaligus untuk mempercepat pemulihan perekonomian nasional, khususnya pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terimbas pandemi COVID-19 ini, Tim Kabupaten Malang yang dimotori Disperindag, sengaja menata stand sedemikian rupa, sehingga tampak elegan namun tetap mengedapankan ciri khas kedaerahan.

Di stand yang didominasi warna cerah sebagai simbol semangat berkemajuan tersebut, dipamerkan sejumlah produk pengusaha IKM Kabupaten Malang. Di antaranya, aneka kerajinan dan asesoris yang dibawa Perielang (Paguyuban Keraijnan Kabupaten Malang); aneka keripik buah yang diproduksi Levina (Pakis); aneka kerajinan batok, tas, dan dompet yang diproduksi Edi Cococraft (Kasembon), klompen dan sepatu batik produksi D’Klotiq (Singosari); serta batik tulis yang diproduksi para perajin batik yang tergabung dalam Paguyuban Batik (Gedangan, Karangploso, dan Kepanjen).
Rupanya, tampilan stand dan produk pengusaha IKM Kabupaten Malang ini tidak hanya mengundang para pembeli dan pengunjung, tapi juga panitia expo. Buktinya, pada penghujung acara, panitia pun memberikan ganjaran Stand Terbaik Kedua bagi Kabupaten Malang. “Alhamdulillah menjadi yang terbaik dan barangnya banyak yang laku,” kata Agung.
Terkait penjualan, Agung Purwanto menjelaskan, hasil yang didapat selama pameran berlangsung cukup memuaskan.”Ada dua jalur penjualan. Pertama, penjualan langsung, seperti komoditi keripik buah, bawang goreng, sepatu, dan klompen. Kedua, jalur penjualan tidak langsung (order) berupa komoditi batik khas Malang,” terang Agung Purwanto, Rabu (25/11/2020) siang.

Mantan Staf Ahli Bupati Malang ini mengakui, ada beberapa kendala yang dihadapi peserta pameran asal Kabupaten Malang selama pameran berlangsung. Di antaranya, keterbatasan pengusaha IKM dalam berkomunikasi/bernegosiasi dengan buyer dari luar negeri, kareana kurangnya kemampuan dalam berbahasa asing.
Selain itu, tidak semua IKM mampu menindaklanjuti kontak/komitmen dagang dengan buyer, karena resiko transkasi menggunakan dunia maya. “Ketidakmampuan pengusaha IKM Kabupaten Malang dalam memenuhi kebutuhan/pesanan dari buyer karena kapasitas produksi mereka yang masih sedikit, juga menjadi kendala,” terang Agung.
Karena itu, mantan Kepala Bagian Perekonomian ini menyarankan, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang diharapkan, perlu adanya terobosan – terobosan yang dapat memacu dan meningkatkan produktifitas IKM dengan mengikuti even – even pameran, baik tingkat nasional maupun internasional.
Diperlukan pelatihan ekspor dengan tema promosi dagang atau kontak dagang melalui internet untuk menambah pengetahuan tentang teknologi informasi bagi pengusaha UKM Kabupaten Malang. Selain itu, pengrajin yang ingin mengikuti pameran dan bergabung dengan stand Pemerintah Kabupaten Malang, hendaknya menyiapkan diri sebaik – baiknya, baik dana maupun bahan informasi dan promosi, seperti brosur, leaflet, dan kartu nama yang memadai.
“Dan yang tak kalah pentingnya, pengusaha harus mempunyai kemampuan dalam bernegosiasi dengan para buyer (pembeli) sehingga bisa mendapat transaksi pada saat pameran berlangsung,” harap Agung seraya menambahkan JOGJA EXPO 2020 ini mengambil tema “Pameran Produk Unggulan, PKBL, Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi”. (bri/mat)