29 Maret 2024

`

Stafsus BPIP: Abdul Mufti Punya Magis Yang Bisa Mencairkan Suasana

2 min read
“Hendaknya lelucon-lelucon ini dapat menjadi jembatan meringankan dialog-dialog bernuansa berat dan kompleks menjadi sesuatu yang segar dan mampu dinikmati seluruh kalangan.”

JAKARTA, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo, mengatakan, Profesor Abdul Mufti tidak hanya digemari seluruh masyarakat, tapi juga punya kuasa illahi dan magis, yang tidak hanya membuat tertawa, namun sekaligus mencairkan suasana.

 

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo, menghadiri peluncuran buku Guyon Maton karangan Abdul Mufti yang diselenggarakan Penerbit IB Times. Id, Jumat (09/09/2022) di Aula PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya No 62 Jakarta Pusat.

 

“LELUCON yang dibawakan sederhana, menarik, serta mampu melampaui sekat-sekat budaya dan kebangsaan, sehingga mampu dimengerti dan dinikmati,  tidak hanya Indonesia, namun juga internasional,” kata Benny dalam peluncuran buku Guyon Maton karangan Abdul Mufti yang diselenggarakan Penerbit IB Times. Id, Jumat (09/09/2022) di Aula PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya No 62 Jakarta Pusat.

Pakar komunikasi ini menjelaskan, Prof Mufti mampu membawa energi positif dan mencairkan kekakuan yang terjadi dalam pertemuan- pertemuan dengan berbagai latar belakang. “Hendaknya lelucon-lelucon ini dapat menjadi jembatan meringankan dialog-dialog bernuansa berat dan kompleks menjadi sesuatu yang segar dan mampu dinikmati  seluruh kalangan,” harapnya.

Dalam acara yang dihadiri para tamu dari unsur pemerintahan, lintas agama, akademisi, serta Muhammadiyah ini, Benny menyatakan, buku Prof. Mufti dapat menjadi salah satu sumber kesegaran yang bermutu dalam menghadapi berbagai masalah yang timbul di dunia saat ini. “Tidak hanya dengan lelucon, namun lelucon yang membuat kita mampu berefleksi dalam menghadapi masalah sekaligus sebagai penyegar dan pendamai dalam konflik- konflik yang mungkin terjadi,” jelasnya.

Dalam sesi testimoni,  Hajrianto Yasin Tohari,  menyatakan, Abdul Mufti adalah gabungan antara intelektual dan aktifis,  yang  sangat setia dengan Muhammadiyah. Karenanya, jika dicermati, dalam buku ini banyak joke yang canggih dan segar. Karenanya jokes dan guyonan yang disampaikan  memiliki rasa Muhammadiyah serta dapat dinikmati seluruh kalangan, yang tidak hanya lucu  namun juga menebarkan nilai- nilai kebajikan.

Selanjutnya, mantan Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan, Umar Hadi, menyampaikan, Abdul Mufti sebagai intelektual Muhammadiyah mampu menyajikan guyonan segar namun bermutu hingga dapat menjangkau masyarakat non Muhammadiyah.

Wakil Ketua MPR, Ahmad Basarah berharap, hikmat yang dimiliki Professor Abdul Mufti yang ditampilkan melalui humor segar nan bermutu dalam buku ini, tidak saja dinikmati namun dapat dimengerti masyarakat. “Buku ini sangat membantu sebagai referensi humor- humor segar dalam ceramah dan diskusi politik serta budaya yang cenderung berat,” ujarnya. (mat)