9 Oktober 2024

`

Setiap Hari, Ribuan Orang Tonton “Darah Biru Arema 2”

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Hingga beberapa hari pemutaran setelah tayangan perdana, Film Satu Jiwa Untuk Indonesia (Darah Biru Arema 2/DBA 2) masih tetap meyedot pengunjung. Dalam sehari, penonton mencapai kisaran 1500 orang. Jumlah ini memang belum mencapai target angka 1.700 setiap harinya.

 

Cuplikan film Darah Biru Arema 2.

“FILM ini, diputar terus mulai tanggal (21-27/06). Untuk di Malang ada di 3 lokasi, Mall Dinoyo, Mall Sarinah serta Malang City Point. Dalam setiap pemutaran, penonton selalu lebih 100 orang. Tiga kali pemutaran dalam sehari,” tutur Produser film, Vicky Arief, saat pemutaran di Movimax, Mall Dinoyo City (MDC), Kecamatan Lowokwaru, Jum’at (22/06).

Cerita film yang enak ditonton dari berbagai usia ini, memang menumbuhkan jiwa ‘nasionalisme’ Malang. Dengan menggunakan bahasa jawa khas Malangan serta dibumbuhi humor, sangat menarik dan menggugah semangat.

Kresna Dewanata Phrosakh, anggota DPR RI, komisi VII, Dapil Jatim V, yang juga ikut menonton, sangat mengapresiasi film arema tersebut. Menurutnya, ide cerita sangat luar biasa bahkan melebihi ekspektasinya.

Kresna Dewanata Phrosakh, anggota DPR RI, komisi VII, Dapil Jatim V serta pemeran film DBA 2, usai menyaksikan film.

“Ini luar biasa, sangat mewakili sebagai arek-arek Ngalam. Bahwa anak asli Malangpun, bisa menciptakan sebuah film kebanggaan kita semua. ini adalah sesuatu yang sangat berharga bagi Malang Raya,” tuturnya usai menyaksikan DBA 2, di MDC, Jum’at (22/06).

Ia berharap, kedepannya bisa menginspirasi yang lain, membuat film bahkan lebih baik lagi. Menurutnya, pemeranya juga sangat baik, bisa mewakili orang Malang. Arema bukan hanya suporter bola saja tetapi, Arema sudah menjadi kehidupan yang ada di Malang.

“Diceritakan juga, Arema ada di mana-mana, kita  semua satu jiwa meskipun digambarkan perantauan. Salah satu poin penting, ada pesan-pesan terkait saling tolong menolong dan gotong royong. Kalau nanti ada film selanjutnya, mungkin perlu tambahan untuk bahasa walik annya,” pungkas Dewa. (ide)