Sedimentasi dan Sampah, Penyebab Banjir di Kota Malang
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Sedimentasi dan sampah yang menutup drainase, menjadi penyebab banjir yang terjadi di beberapa titik di Kota Malang, Jawa Timur, dalam beberapa hari belakangan ini. Kesimpulan ini didapat setelah Wali Kota Malang, Sutijai dan sejumlah pejabat terkait, meninjau beberapa titik banjir, Rabu (06/01/2021) siang.

WALI KOTA meninjau Jalan Soekarno-Hatta, kemudian menuju Jalan Letjen Sutoyo —depan Kantor OJK (Otoritas Jasa Keuangan)—- yang merupakan titik-titik rawan banjir. Ikut mendampingi wali kota, Sekretaris Daerah, Ketua Komisi C DPRD Fathol Arifin, Kepala DPU, Hadi Santoso, dan jajarannya.

Dari peninjauan tersebut ditemukan drainase tidak berfungsi seperti semestinya karena sedimentasi dan sampah yang menutupinya. “Kurang lebih sepanjang 50 meter yang tertutup (sampah),” kata wali kota saat meninjau Jalan Soekarno Hatta.
Dia meminta kepada sekda agar memperbanyak satgas yang bertugas melakukan pemantauan, eksekusi sampah, dan pengerukan sedimentasi. “Ini harus digalakkan di setiap kecamatan,” pintanya.
Menurutnya, eksekusi sampah dan pengerukan sedimentasi ini dilakukan karena faktor yang menyebabkan terjadinya banjir adalah kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan ke drainase sangat kurang.
“Kepada masyarakat, kesadarannya untuk tidak membuang sampah. Saya tidak mengkambinghitamkan masyarakat. Tapi saya pernah tahu dengan mata kepala sendiri, ada yang membuang sampah kasur di kelurahan di ujung timur. Hal itu menjadi keprihatinan kita bersama,” ujarnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang, Hadi Santoso menyebutkan, pihaknya telah membersihkan beberapa drainase. Ini dilakukan demi mengurangi kemungkinan banjir berikutnya.
“Sungai yang meluap kemarin di Kedawung. Makanya kami bersihkan. Ditemukan ada hambatan aliran air. Bertepatan dengan hujan sekitar 2,5 jam tidak berhenti dan lebat,” tuturnya.
Di sisi lain, saat membersihkan drainase, petugas PU sempat terkendala dengan adanya pengecoran yang dilakukan masyarakat. “Seharusnya tidak ada saluran air dicor guna akses jalan, ” imbuhnya. (div//mat)