Sanusi Minta Poncokusumo Kembangkan Peternakan dan Pertanian
3 min read
MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Bagi para pecinta pertanian, peternakan, dan orang yang hoby rekreasi, tentu sudah kenal betul dengan Kecamatan Poncokusumo, satu dari 33 kecamatan di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Sebab, kecamatan yang punya luas wilayah 20.632 hektar, menyebar di 17 desa ini, memang punya potensi alam yang sangat luar biasa. Hasil pertanian dan perkebunannya pun tak usah diragukan lagi, termasuk peternakan dan pariwisata.

MELIHAT potensi yang sangat luar biasa tersebut, saat menggelar Gerakan Membangun Desa (Gema Desa) di kecamatan yang terletak di ketinggian 1.200 hingga 1.400 di atas permukaan air laut (mdpl), Senin (02/12/2019) lalu, Bupati Malang, HM Sanusi pun punya harapan besar agar potensi yang dimiliki ini bisa lebih dikembangkan, utamanya potensi di luar kepariwisataan.

Sebab, potensi wisata yang dmiliki sudah sangat dikenal masyarakat luas. Tidak hanya di lingkungan Kabupaten Malang, tapi juga regional Provinsi Jawa Timur, nasional hingga mancanegara. Sebab, di kecamatan yang diapit Gunung Semeru (sisi selatan) dan Bromo (sisi utara) ini, punya banyak potensi wisata. Mulai Bumi Perkemahan Ledok Ombo (outbond), air terjun Coban Pelangi, arung jeram (rafting), air terjun Coban Trisula, Wisata Religius Pertapaan Karmel, Wisata Budaya Tengger, Pemandian Sumber Agung, kawasan Bromo Tengger Semeru hingga desa wisata, salah satunya Desa Ngadas yang sudah pernah menjadi juara pertama nasional.
Bahkan jumlah wisatawan yang datang ke Desa Wisata Ngadas yang dikenal sebagai desa di atas awan —karena berada di ketinggian 2.150 meter di atas permukaan laut (mdpl)—- sangat banyak. Menurut catatan Ketua Pokdarwis Dewi Adas, Sujak, jumlah wisatawan asing yang datang ke Ngadas setahun mencapai 1.200 orang. Biasanya mereka datang di bulan Agustus – September. Sedangkan wisatawan domestik mencapai 3.000 orang setahun. “Selama Januari – Maret saja, ada 250 – 300 wisatawan domestik yang ke Ngadas,” kata Sujak.

Menurut Sujak, para wisatawan tersebut biasanya menikmati paket tour jalur leluhur, yakni mengenang perjalanan masyarakat Ngadas menuju Bromo untuk melakukan upacara kasada. Selain itu juga tour kampung, yakni jalan-jalan menyusuri kampung Ngadas, mengunjungi sekolah-sekolah, tempat sakral, tempat ibadah dan melihat aktivitas masyarakat. Wisatawan juga bisa menginap di home stay yang jumlahnya 46 unit.
Karena potensi sudah bagus, Bupati Malang, HM Sanusi pun berharap agar mengembangkan potensi di luar pariwisata. Misalnya, pertanian, perkebunan, dan peternakan. Di bidang peternakan, Sanusi mencontohkan peternakan sapi perah milik Pak Juli, di Desa Jambesari yang sudah lebih maju. Sapi di peternakan ini tidak lagi diikat, seperti ternak tradisional, tapi dibebaskan di alam terbuka, dan memberi asupan olahan hijauan lebih banyak. Hasilnya, susu perahnya lebih bagus, rata-rata 23 liter per hari per ekor.
Selain peternakan, ada pertanian jeruk. Jika musim panen tinggi, pendapatannya bisa Rp 800 juta per hektar. “Komoditas lain tidak bisa yang mencapai seperti itu. Seperti padi, jagung, dan tebu. Namun tidak semua orang bisa menanam jeruk. Hanya yang ahli saja. Karena itu Pemkab Malang perlu memberikan sosialisasi tanam jeruk yang bagus dan tidak sampai kena virus,” kata Sanusi.
Meski demikian, bupati juga menyampaikan, Pemkab Malang akan tetap memberikan support kepada masyarakat Kecamatan Poncokusumo. Itu pun bisa dijalankan dengan pendampingan dan memberikan bantuan stimulan agar para petani dan peternak semakin produktif. Pemkab Malang pun siap memberikan benih padi unggulan jenis Brang Biji yang baru diujicobakan di Desa Banjararum, Kecamatan Singosari dengan hasil panen 14,4 ton per hektar.
Terkait pembangunan di Kecamatan Poncokusumo, Bupati Malang asal PKB ini mengaku sudah cukup bagus. ”Tahun 2000 an, saya pernah kesini, ke beberapa desa. Dulu, jalan berlumpur, kini sudah bagus, sudah aspalan. Sudah tidak ada medan yang adventure. Perubahannya sudah bagus. Masyarakat Poncokusumo sudah berkembang dan modern. Yang diminta dalam pengajuan bantuan ke Pemkab Malang sudah tidak lagi handphone, tetapi minta laptop,” terangnya. (iko/mat)