24 April 2024

`

Ribuan Wisatawan Saksikan Gebyar Ritual 1 Suro Gunung Kawi

2 min read
Bupati Malang Dr. H. Rendra Kresna bersama Kepala Desa Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kuswanto.

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Belasan ribu pengunjung menyaksikan Gebyar Ritual 1 Suro Pesarean Gunung Kawi, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (11/09/2018) siang, termasuk Bupati Malang Dr. H. Rendra Kresna. Ratusan tumpeng diarak para peserta upacara.

 

SEPERTI tahun-tahun sebelumnya, masyarakat Wonosari, Gunung Kawi, selalu menggelar gebyar ritual 1 Suro dengan menampilkan beberapa kegiatan, seperti ikrar tumpeng di pesarean Eyang Djugo alias Kyai Zakaria dan Raden Mas Iman Soedjono. Dilanjutkan pembakaran sengkala, di Stadion Gebyar Suro, Gunung Kawi oleh Kepala Desa Wonosari Kuswanto, SH.

Para penari yang mengikuti Gebyar Ritual 1 Suro Pesarean Gunung Kawi, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (11/09/2018) siang.

Pembakaran sengkala atau ogoh-ogoh itu dimaksudkan untuk membuang hal-hal negatif pada masyarakat Gunung Kawi dan selalu dilindungi  Tuhan Yang Maha Esa.

Tradisi yang selalu menarik perhatian wisatawan domestik ini menambah semangat warga sekitar Gunung Kawi untuk memeriahkannya. Salah satunya dengan menjual produk-produk hasil olahan khas Wonosari. Hal tersebut sebagai wujud syukur karena adanya dua pesarean yang bisa meningkatkan perekonomian, sosial, dan budaya masyarakat  Gunung Kawi, terutama mengenai akulturasi kebudayaan.

Pelepasan kirab para peserta Gebyar Ritual 1 Suro Pesarean Gunung Kawi, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (11/09/2018) siang.

“Saya bersyukur sekali karena dalam penyelenggaraan Gebyar Suro yang kesekian kalinya ini bisa terus berkelanjutan. Dengan harapan, mari kita bina terus kerukunan, kekompakan, dan rasa persaudaraan, karena memang inilah yang menjadi ciri khas rakyat Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika,” ajaknya.

Menurut bupati, Wonosari, khususnya di daerah Gunung Kawi, memiliki segala macam kegiatan adat istiadat maupun keagamaan yang telah dikenal sampai ke berbagai daerah pelosok hingga luar negeri.

“Semacam Gebyar Suro ini yang digagas sejak 16 tahun yang lalu, semakin memunculkan banyak destinasi wisata di Kabupaten Malang,  khususnya wisata religi. Wisata religi saat ini menjadi trend dan keunikan tersendiri, sehingga memberikan dampak yang besar terhadap perekomomian masyarakat,” katanya.

Dengan ritual tersebut, diharapkan  bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan. Untuk itu, masih kata Bupati Malang, Pemerintah Kabupaten Malang selalu memberikan dukungan penuh melestarikan adat istiadat yang semakin tumbuh berkembang di Wonosari ini. “Jaga terus apa yang bisa ditumbuhkembangkan di sini, seperti adat istiadat, ritual, maupun keseniannya sebagai bagian  memajukan kepariwisataan Indonesia dari pinggiran,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Wonosari, Kuswanto mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang turut mensukseskan kegiatan tersebut. “Alhamdulillah, kita semua bisa menghadiri event tahunan Gebyar Suro yang sudah tidak asing ini. Kegiatan ritual ini diselenggarakan sebagai rasa syukur masyarakat Desa Wonosari kepada Allah SWT. Karena,  Gebyar Suro harus terus berkelanjutan dan berkesinambungan di masa kepemimpinan siapa pun yang akan datang,” ujarnya. (mat)