Remaja Ngebruk Tolak Radikalisme dan Narkoba
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Puluhan remaja Desa Ngebruk, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Jawa Timur melakukan deklarasi, menolak paham radikalisme dan penyalahgunaan narkoba di depan Pasar Ngebruk, Selasa (30/05/2018) petang.


Para anak muda desa yang tergabung dalam “Majoe 58 Comunity” ini, dengan antusias tanda tangan di atas banner putih sebagai bentuk penolakan terhadap bahaya radikalisme dan narkoba.
Pendiri Majoe 58 Community, Dodit Sugiarto mengatakan, aksi sosial ini dilakukan agar masyarakat dapat bersama-sama melawan radikalisme dan peredaran narkoba. “Kita berharap agar di masyarakat tidak ada lagi gerakan-gerakan radikalisme atau peredaran narkoba. Karena hal itu tidak dibenarkan,” ujar pria yang juga menjabat Ketua Asosiasi UMKM AKU MANDIRI ini.
Kepala Desa Ngebruk, Kiswanto sangat mengapresiasi apa yang dilakukan para generasi muda di desanya. Sebab, anak muda menjadi sasaran empuk penyalahgunaan narkoba dan penyebaran radikalisme. Karena itu mereka dituntut lebih waspada, harus mengerti bahaya narkoba yang bisa merusak masa depan. Mereka juga harus paham bahwa radikalisme bisa merusak persatuan NKRI.


“Harapannya, kegiatan ini bisa menggugah semua pihak, untuk saling bahu-membahu, melawan terorisme, melawan radikalisme, dan melawan narkoba bagi keutuhan NKRI,” tegas Kiswanto.
Selain melakukan deklarasi penolakan terhadap bahaya radikalisme dan narkoba, Majoe 58 Comunity juga membagikan takjil gratis kepada pengguna jalan yang melintas di depan Pasar Ngebruk sebagai aksi simpatik.
Uniknya, dua warga negara asing asal Wales, UK Matt dan Isabelle, ikut serta dalam pembagian takjil gratis tersebut. Dua bule backpacker yang menginap di Omah Backpacker Karangploso, Kabupaten Malang ini, sengaja diajak Dodit dalam kegiatan sosial tersebut.
Isabelle yang notabene non muslim, mengaku sangat senang mengikuti kegiatan sosial yang digagas pemuda Ngebruk. “Saya diajak oleh teman-teman di sini. Dan, ini sunguh luar biasa. Baru pertama ini saya mengikuti kegiatan seperti ini,” ujar Isabelle di lokasi acara.
Isabelle, yang sudah dua minggu berada di Indonesia, mengaku senang dengan kehidupan masyarakatnya. “Ini hebat. Saya suka di sini. Mungkin selanjutnya saya akan ke tempat lain, seperti Bali,” tandasnya. (diy)