Relawan Ambulance Dilatih Kegawatdaruratan
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Yayasan Rumah Solusi Malang Raya (RSMR) bersama Rumah Sakit Universitas Brawijaya (RSUB), Kepolisian Kota Batu, serta relawan ambulance, memberikan penguatan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) bagi relawan di wilayah Malang Raya, Jawa Timur, Kamis (30/01/2025) siang.


RANI, Humas RSUB, menjelaskan, sebanyak 30 personel dari 13 komunitas relawan se Malang Raya mendapat ilmu pelatihan kedaruratan, baik secara teori dan praktek. Semuanya untuk peningkatan kualitas layanan masyarakat secara luas. “Ini bagian dari kerjasama yang erat dengan berbagai pihak. Pelatihan ini wujud nyata dari komitmen RSUB untuk memberikan pelayanan kegawatdaruratan terbaik bagi masyarakat. Karena relawan ambulance merupakan ujung tombak dalam penanganan pasien gawat darurat sebelum tiba di rumah sakit. Jadi, pelatihan ini untuk memastikan pasien mendapatkan pertolongan yang cepat dan tepat,” terangnya, Kamis (30/02/2025) siang.
Rani menambahkan, sejumlah materi yang diberikan terkait kemampuan dasar. Seperti penilaian kondisi pasien, penanganan masalah pernapasan, resusitasi jantung paru (RJP), penghentian perdarahan, dan stabilisasi tulang belakang. “Kegawatdaruratan ini menjadi perhatian utama RSUB. Kegiatan ini sebagai bagian rangkaian Dies Natalis RSUB ke-8, dimulai kampanye flashmob CPR yang dilakukan tim medis RSUB, Car Free Day Ijen pada 12 Januari 2025 lalu,” terangnya.

Sementara itu, Founder Yayasan Rumah Solusi Malang Raya, Premitha Dhanang Yudanto, menjelaskan, pihaknya berterimakasih kepada RSUB. “Terima kasih RSUB telah memberikan fasilitas pelatihan kepada relawan. Semoga dapat memberikan banyak manfaat untuk masyarakat. Meningkatkan harapan hidup pasien yang ditangani,” katanya.
Dokter Spesialis Emergency Medicine RSUB, dr. Aurick Yudha Nagara, Sp.EM, KPEC, sekaligus narasumber dalam acara ini menjelaskan, dengan kompetensi yang meningkat, dapat memberikan pertolongan pertama yang efektif di lokasi kejadian, sehingga dapat meningkatkan peluang keselamatan pasien. “Pelatihan ini dapat membekali relawan dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan, terutama menghadapi berbagai situasi gawat darurat,” kata dr. Aurick Yudha Nagara, Sp.EM, KPEC. (aji/mat)