Rektor UM : Perempuan, Banyak Beban dan Masalah
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Pusat Gender dan Kesehatan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Malang (UM), Jawa Timur, bersama School of Human Resource Development and Psychology (SHARPS) Universiti Teknologi Malaysia (UTM) dan Asosiasi Pusat Studi Wanita/Gender dan Anak Indonesia (ASWGI), menyelenggarakan The 3nd World Conference on Gender Studies (WCGS), Rabu (07/09/2022) secara hybrid di kampus setempat.

KONFERENSI internasional ini sebagai tindak lanjut dari Rapat Koordinasi Nasional ASWGI, Selasa (06/09/2022) di Hotel Swiss Belinn, Malang. Tujuan rakornas, saebagai acuan dan memberikan kontribusi pada berbagai pihak dalam melakukan penelitian, pengabdian masyarakat, advokasi dan pendampingan dalam menghadirkan keadilan gender dan sosial inklusi di Indonesia.

Rektor UM, Prof. Dr. AH. Rofi’uddin, M.Pd, menjelaskan, perempuan adalah sosok yang menanggung beban berkali-kali lipat seperti pekerja yang tidak diupah, dieksploitasi, dilecehkan, dan menerima kekerasan. “Perempuan adalah pihak yang memiliki banyak beban dan masalah untuk dihadapi, seperti pekerjaan yang tidak digaji, eksploitasi, meningkatnya kasus kekerasan, serta pelecehan selama karantina,” jelasnya.
Rofi’uddin menambahkan, aksi cepat tanggap untuk merespon masalah ini sangat penting, karena akan melindungi banyak perempuan dan anak-anak. “Pemulihan pasca pandemi adalah kesempatan kita semua untuk menyalakan kembali semangat untuk mewujudkan sustainable development goals dan membuka jalan untuk masa depan kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan,” paparnya.
Konferensi internasional WCGS ini menghadirkan 5 keynote speakers. Di antaranya, Prof. Dr. Emy Susanti, MA, Ketua ASWGI, Dr. Siti Norlina Binti Muhammad dari Universiti Teknologi Malaysia, Ayang Utari Yakin, DEA., Ph.D., dari Université Catholique de Louvain, dan Prof. Dr. Yusuf Hanafi, S.Ag., M.Fil.I, dari Universitas Negeri Malang. (div/mat)