9 Oktober 2024

`

Plt Kepala OJK Malang : Sepanjang 2023, Industri Perbankan Solid dan Resilien

2 min read

MALANG | TABLOIDJAWATIMUR.COM – Sepanjang 2023, industri perbankan di wilayah kerja OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Malang, Jawa Timur, menunjukkan kinerja yang solid dan resilien dengan pertumbuhan kredit mencapai 15,77 persen yoy menjadi Rp 93,05 triliun yoy (November 2023: 14,88 persen yoy).

 

 

 

HAL INI diutarakan Plt. Kepala Kantor OJK Malang, Ismirani Saputri, melalui pers rilis yang diterima redaksi tabloidjawatimur.com melalui pesan WA, Kamis (14/02/2024) siang.

“Ditinjau dari jenis penggunaan, pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit investasi sebesar 43,47 persen yoy. Jika ditinjau dari jenis kegiatan usaha bank, pertumbuhan tertinggi dicatatkan oleh Bank Umum Konvensional sebesar 16,25 persen yoy menjadi Rp 85,99 triliun,” katanya.

Ismirani Saputri menjelaskan, kualitas kredit pun masih terjaga dengan rasio NPL sebesar 2,11 persen per 31 Desember 2023 atau menurun 0,49 persen dari posisi yang sama pada tahun sebelumnya. Seiring dengan keberlanjutan pemulihan ekonomi pasca pandemi, Loan at Risk perbankan di wilayah kerja OJK Malang mencapai 8,35 persen yoy atau menurun 2,70 persen yoy (November 2023: 9,01 persen).

Sementara itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Desember 2023 tercatat 5,53 persen yoy (November 2023: 3,84 persen yoy) atau menjadi Rp 94,64 triliun, dengan deposito menjadi kontributor pertumbuhan terbesar yaitu 14,68 persen yoy.

Beberapa faktor yang menyebabkan pertumbuhan DPK tidak setinggi pertumbuhan kredit adalah pergeseran instrumen investasi masyarakat serta pergeseran penggunaan dana segmen korporasi. “Penyaluran kredit UMKM oleh perbankan tumbuh 12,93 persen yoy menjadi Rp34,99 triliun,” katanya.

Sampai dengan akhir tahun 2023, masih kata Plt. Kepala Kantor OJK Malang, Ismirani Saputri, penyaluran kredit dan/atau pembiayaan di wilayah kerja OJK Malang masih tertuju kepada 3 (tiga) sektor ekonomi utama. Pertama, perdagangan besar dan eceran (Rp19,13 triliun; porsi: 20,56 persen). Kedua, industri pengolahan (Rp 17,53 triliun; porsi: 18,84 persen). Ketiga, untuk pemilikan peralatan rumah tangga lainnya (termasuk pinjaman multiguna) (Rp 14,66 triliun; porsi: 15,76 persen).

Adapun sektor ekonomi utama pendorong pertumbuhan kredit adalah pertambangan dan penggalian (Rp 2,87 triliun), industri pengolahan (Rp 1,76 triliun), serta listrik, gas, dan air (Rp 1,42 triliun). (iko/mat)