PKKM Cemorokandang Ciptakan Kemandirian Lansia
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Untuk memberikan nilai perekonomian para lansia (manusia lanjut usia) di kawasan Kelurahan Cemorokandang, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur, Pendamping Kemandirian Kesehatan Masyarakat (PKKM) Cemorokandang, aktif berkunjung ke rumah-rumah warga binaannya.
KUNJUNGAN itu dimaksudkan untuk memberikan pelayanan, baik kesehatan maupun memberikan pelatihan pemberdayaan kemandirian.
Mira Ayu Pramesti (36), Ketua PKKM Cemorokandang, menjelaskan, pihaknya selalu menjaga hubungan baik dengan para lansia.
“Mulai kunjungan ke rumah warga, pemeriksaan kesehatan, secara rutin dilakukan. Kami arahkan supaya para lansia ini menanam tanaman yang bermanfaat untuk obat-obatan, seperti jahe, kencur, serta tanaman lain,” kata Ayu, Minggu (03/06/2018).
“Degan hanya memanfaatkan hasil kebun di lahan sendiri, mereka senang, karena peduli dengan lingkungannya,” tuturnya saat Safari Ramadhan dan pemberian santunan lansia dan anak yatim di Masjid Jamik Cemorokandang, Minggu (03/06/2018).
Di Kelurahan Cemorokandang ini, Baznas memberikan santunan kepada 108 lansia dan 79 anak yatim piatu serta anak kurang mampu. Sebelum pembagian satunan, para undangan mendapatkan siraman rohani
Selain itu, Baznas juga membantu masyarakat supaya tidak terjerat rentenir. Sebab, sebelumnya, banyak warga meminjam uang kepada rentenir, namun malah memberatkan mengingat bunga pinjaman yang tinggi.
Melihat permasalahan itu, Baznas Kota Malang menjadikan Cemorokandang sebagai percontohan penyelesaian rentenir. Melalui pinjaman Baznas, dalam jangka 1 tahun, masyarakat bisa mandiri, membuka usaha, lepas dari rentenir.
Rahmat alias Bagong (41), warga Jl Sampurno, Kelurahan Cemorokandang, sebelumnya sempat terjerat utang karena meminjam uang di rentenir.
“Teman-teman saya ada 13 orang yang dulu sempat pinjam ke rentenir. Namun keuangan kami semakin berat. Saya kemudian gabung ke Baznas dan mendapat pinjaman. Teman-teman saya ajak semua gabung di Baznas,” tutur Bagong yang saat ini telah membuka usaha jualan gorengan dan lepas dari rentenir.
Menurutnya, pinjam ke Baznas hanya bermodalkan kejujuran dan kepercayaan. Namun dari 13 orang temannya, ada 2 orang tidak sukses karena tidak bisa mengelola keuangan dengan baik.
Ketua Baznas Kota Malang, Dr. HM Fauzan Zenrif, M.Ag, mengatakan, pihaknya sudah menangani permasalahan rentenir sejak tahun 2014. Itu dilakukan untuk menangkal rentenir dan masyarakat bisa memulai usahanya secara mandiri. “Di sini menjadi percontohan untuk menangkal rentenir supaya tidak berkembang di masyarakat. Ini juga untuk proyek percontohan,” ujar Fauzan. (ide)