24 Mei 2025

`

Pesan Kepala OJK : Mahasiswa Jangan Mau War Tiket Coldplay Dengan Pinjol Ilegal

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang, Sugiarto Kasmuri, meminta mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur, yang sedang war tiket Coldplay agar tidak membayar tiketnya dengan uang dari pinjaman online (pinjol) ilegal.

 

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang, Sugiarto Kasmuri bertukar cinderamata dengan Wakil Dekan FISIP UB Bidang Umum dan Keuangan, Dr. Ahmad Imron Rozuli.

HAL INI dikatakan Sugiarto Kasmuri saat memberikan materi pada Seminar Pendidikan Literasi Manajemen Keuangan Mahasiswa FISIP UB, Rabu (17/05/2023) yang diadakan FISIP UB, bekerjasama dengan Bank CIMB Niaga Region Malang.

Sugiarto ingin agar mahasiswa yang bisa dikategorikan dalam Gen Z bisa merencanakan keuangan dengan lebih baik. Salah satunya membedakan antara kebutuhan dan keinginan. “Kebutuhan itu tidak datang tiba- tiba. Kalau keinginan, datangnya tiba- tiba. Jika dipenuhi dapat menganggu keamanan dan kenyamanan hidup masa depan. Salah satunya jangan war tiket coldplay pakai pinjol illegal. Mahasiswa, jika akan berinvestasi sesuatu, pastikan legal dan logis,” katanya.

Sugiarto menjabarkan ciri- ciri investasi illegal. Di antaranya, menjanjikan bonus dari perekrutan anggota baru, memanfaatkan tokoh masyarakat atau influencer, menjanjikan keuntungan yang tidak wajar dalam waktu cepat. “Investasi illegal juga mengklaim tanpa resiko dan legalitasnya juga tidak jelas,” tegasnya.

Karena itu OJK tidak bosan- bosan mengkampanyekan pentingnya literasi keuangan bagi generasi muda. “Sebab yang harus diingat, daya beli kita bisa menurun. Dulu, tahun 1997, beli burger harganya Rp 4.600. Tahun 2020 harganya sudah Rp 38.000. Selain itu hidup kita tidak selalu di atas,” himbau Sugiarto.

Ia juga mengungkapkan, Gen Z punya peran kuat dalam ketahanan finansial. Alasannya, pertama, Gen Z bisa melakukan pengembangan diri secara berkesinambungan terkait literasi keuangan. Kedua, Gen Z bisa menjadi duta literasi keuangan. Ketiga, bisa menjadi agen perubahan. Keempat, Gen Z bisa memanfaatkan bonus demografi untuk membangun kesadaran masyarakat terkait pentingnya literasi keuangan.

Sementara itu, Wakil Dekan FISIP UB Bidang Umum dan Keuangan, Dr. Ahmad Imron Rozuli, mengungkapkan, pendidikan literasi manajemen keuangan perlu diberikan kepada mahasiswa agar mereka paham pengelolaan keuangan dengan baik. “Karena mereka adalah calon generasi unggul untuk mempersiapkan target Indonesia emas 2045,” sambungnya.

Pada seminar yang dilakukan secara daring ini, pihak CIMB Niaga juga memberikan tabungan senilai Rp 100.000 bagi tiap peserta yang hadir hingga acara selesai. (div/mat)